Sabtu, 24 November 2012

Ilmu Adalah Imamnya Amal.

Sebagian Ulama Salaf berkata, "Barangsiapa beribadah [beramal] kepada Allah tanpa Ilmu, maka apa yang dia rusak lebih banyak dari pada apa yang dia perbaiki".
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, Siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya..." (QS. Al- Mulk: 2)
Imam Fudhail bin 'Iyadh Rahimahullah (wafat th. 187H) mengatakan,
"Maksudnya supaya Allah menguji kalian siapa diantara kalian yang paling Ikhlas amalnya dan paling benar. Sesungguhnya Suatu amal jika Ikhlas namun tidak benar, maka tidak diterima. Dan jika benar namun tidak Ikhlas juga tidak diterima hingga ia Ikhlas dan Benar. Ikhlas yaitu dilakukan karena Allah, dan Benar yaitu Harus Sesuai dengan Sunnah" [Majmuu' Fataawaa Syaikhul Islam Ibni Taimiyyah (I/ 333)]
Ikhlas dan Sesuai Sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam adalah dua Syarat diterimanya Amal. Seseorang tidak mungkin bisa mengerjakan suatu amal yang menghimpun kedua syarat tersebut kecuali dengan Ilmu. Tanpa Ilmu, amal tidak mungkin diterima oleh Allah 'Azza Wa Jalla. Jadi Ilmu adalah Petunjuk Jalan kepada Ikhlas dan Petunjuk jalan kepada mengikuti Sunnah Rasulillah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam. [Lihat al-'Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu (hal. 92-93)] #bbm- T#

Jumat, 09 November 2012

Amalan yang Pahalanya tetap MENGALIR kepada Seorang Hamba setelah Mati.

Amalan yang Pahalanya tetap MENGALIR kepada Seorang Hamba setelah Mati. Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Tujuh (7) perkara yang pahalanya mengalir kepada seorang hamba sementara dia di dalam kubur setelah mati: Orang yang mengajarkan ilmu, atau mengalirkan sungai, atau menggali sumur, atau menanam pohon kurma, atau membangun masjid, atau mewariskan mushaf, atau dia meninggalkan anak yang memohonkan ampun untuknya setelah kematiannya”.
Hasan, Diriwayatkan oleh al- Bazzar dan Samawaih dari Anas, dan dihasankan oleh Syaikh al- Albani dalam Shahiih al- Jaami’, No. 3596, dan Shahiih at- Targhiib, 1/ 55. Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Empat (4) perkara yang pahalanya mengalir kepada mereka setelah mati: Orang yang mati dalam keadaan Ribath (berjaga- jaga) di jalan Alloh, Orang yang mengajarkan Ilmunya, pahalanya mengalir selama ilmunya diamalkan, orang yang bersedekah, maka pahalanya mengalir untuknya selama masih ada, dan orang yang meninggalkan anak Shalih, yang berdo’a untuknya”.
Hasan, Diriwayatkan oleh Ahmad, dan ath- Thabrani dalam al- Mu’jam al- Kabir dari Abu Umamah dan dihasankan oleh Syaikh al- Albani Rahimahulloh dalam Shahiih al- Jaami’, No. 890. Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Empat (4) amalan orang hidup yang pahalanya mengalir untuk orang mati: Seorang laki- laki yang meninggalkan seorang anak yang Shalih yang berdo’a untuknya, do’anya berguna baginya. Seorang laki- laki yang bersedekah jariyah setelahnya, pahalanya untuknya selama ia mengalir setelahnya. Seorang laki- laki yang mengajarkan ilmu lalu ia diamalkan setelahnya, dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun”.
Hasan, Diriwayatkan oleh ath- Thabrani dalam al- Mu’jam al- Kabir dari Salman, dan dihasankan oleh Syaikh al- Albani dalam Shahiih al- Jaami’, No. 901. Syaikh al- Albani di komentarnya dalam Shahiih al- Jaami’/ 1/ 30 berkata, “Ketika diperhatikan yang keempat tidak disebutkan, dan bisa jadi ia adalah orang yang Ribath (bersiap- siaga) di jalan Alloh, sebagaimana ia telah berlalu di hadits 890, kemudian aku tidak melihat hadits ini dinisbatkan kepada ath- Thabrani atau lainnya dari hadits Salman”. Dari hadits- hadits ini kita petik beberapa sebab lain yang dapat membuahkan ampunan selain yang telah disebutkan: Orang yang membuat Irigasi Pengairan, Orang yang Menggali Sumur, Orang yang Meninggalkan Sedekah Jariyah Sesudahnya, Orang yang Mewariskan Mushaf, Orang yang Mati dalam Keadaan Bersiap- siaga di jalan Alloh, Orang yang Meninggalkan Anak yang Memohonkan Ampun untuknya. Wallohu A’lam.

Selasa, 06 November 2012

Keutamaan Hari Jum'at

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam Bersabda,
“Sesungguhnya di antara hari- hari kalian yang paling baik adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam ‘Alaihis Salam diciptakan, pada hari itu juga dia diwafatkan, pada hari itu ditiup Sangkakala, dan pada hari itu pula semua makhluk hidup akan mati. Karena itu, Perbanyaklah membaca Shalawat kepadaku karena bacaan Shalawat kalian akan disampaikan kepadaku”.
Para Shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana Shalawat kami akan disampaikan kepadamu Sedangkan (jasad) engkau telah hancur?” Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya Allah Subhaanahu Wa Ta'ala melarang Bumi untuk memakan jasad para Nabi”.
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud No. 1047, 1531, an- Nasa-i III/91-92, Ibnu Majah No. 1636, Ahmad IV/ 8, Ibnu Hibban No. 550, dan al- Hakim I/ 278 di dalam Shahiih- nya. Syaikh al- Albani Rahimahullah men- Shahiih kan hadits ini dalam Shahiih at- Targhiib wat Tarhiib (No.696))#sms-t#