SUDAHKAH DIRIMU SELAMAT DARI SIFAT SOMBONG?
Tafsir Surat al- Isro’ : 37-38.
“Dan Janganlah Kamu berjalan di muka Bumi dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus Bumi, dan sekali-kali kamu tidak akan setinggi Gunung. Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Rabb-mu”.
Sombong adalah sifat tercela, dia adalah sifat Iblis la’natullah ‘alaih. Pemicu kesombongan sangat beragam, sombong karena keberhasilan, karena kedudukan, karena keturunan, atau karena golongan. Sifat sombong tidak hanya mengancam orang awam saja, boleh jadi seorang da’i terjangkiti sifat sombong, akan tetapi dia tidak menyadarinya. Sudahkah diri kita selamat dari sifat sombong?.
Makna Ayat Secara Umum
Ibnu Katsir Rahimahullah berkata: “Alloh Subhanahu wa ta’ala melarang hamba-Nya berlagak sombong dan congkak ketika berjalan, toh mereka tidak akan mampu menembus Bumi. Orang yang sombong akan dihukum seperti yang dijelaskan di dalam hadits yang shohih:
“Sebelum kalian ada orang berjalan dengan sombong, mengenakan baju rangkap, tiba-tiba dibenamkan ke dalam Bumi, lalu dia meronta di dalam tanah sampai hari kiamat,.” (Tafsir Ibnu Katsir: 5/ 76).
Makna Takabbur
Takabbur artinya sombong, congkak, atau angkuh. Inilah makna yang masyhur. Sedangkan hakikat sombong ialah menolak kebenaran ayat Allah ta’ala dan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan orang yang merendahkan orang lain. Rasulullah bersabda:
“Sombong adalah menolak kebenaran Islam, dan mengejek manusia”. (HR. Muslim 1/ 327).
Apabila seseorang merendahkan orang lain termasuk sombong, maka bagaimana dengan orang yang menghina orang lain yang mengamalkan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Orang yang berjenggot dikatakan kambing, orang yang meninggikan potongan kainnya di atas mata kaki dikatakan korban banjir, orang yang menjilati jari-jarinya setelah makan dikatakan orang kelaparan. Padahal ini semua sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka hendaknya orang yang merasa dirinya mukmin, memelihara lisannya dari kata-kata yang merusak agamanya. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). (QS. al-Hujurot [49]: 11).
Bahaya dan Hukuman Orang yang Sombong
Ingatlah kisah Fir’aun dan kisah para kaum yang membangkang ajakan Nabi mereka
mereka dihancurkan Alloh ta’ala disebabkan kesombongan mereka menolak risalah yang dibawa oleh para utusan Alloh Subhanahu wa ta’ala.
“Dan betapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya; maka itulah tempat kediaman mereka yang tiada didiami (lagi) sesudah mereka, kecuali sebagian kecil”. (QS. al-Qoshos [28]: 58).
Orang yang takabbur berarti ingin menandingi Alloh ta’ala.,disadari atau tidak. Ini adalah perbuatan syirik, sangat berbahaya, dan pelakunya berhak mendapatkan hukuman, kecuali apabila mereka bertaubat sebelum meninggal dunia.
1. Orang yang sombong diancam dengan Neraka, Perhatikan hadits yang diriwayatkan Haritshah bin Wahab radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Maukah kalian aku beritahu tentang ahli Surga?” Para Shahabat berkata: “Mau”,. Rasulullah bersabda: “Yaitu setiap orang yang lemah dan melemahkan diri, seandainya ia bersumpah demi Alloh, pasti akan dilaksanakan”. Kemudian beliau bertanya lagi: “Inginkah kalian aku beritahu tentang ahli Neraka?”,.Mereka menjawab: “Mau”.,Beliau bersabda: “Yaitu setiap orang yang kejam, pengumpul dunia yang kikir dan sombong”. (HR. Al-Bukhori 20/ 216).
2. Haram baginya masuk Surga, Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda:
“Tiada masuk Surga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji sawidari kesombongan”. (HR. Muslim 1/327).
Imam Nawawi rahimahullah berkata: ‘Ulama berselisih dalam memahami hadits ini. Imam al-Khothobi berkata: ‘Hadits ini ada dua makna: pertama bahwa orang itu menolak Iman, maka pelakunya tidak masuk Surga sama sekali, yang Kedua: orang yang hatinya tidak ada kesombongan, maka dia berhak masuk Surga”. (Syarh Muslim 1/194).
Imam adz-Dzahabi rahimahullah berkata: “Mereka tidak masuk Surga bersama orang yang bertakwa, sehingga Alloh ta’ala melihatnya. Ada kalanya dihukum terlebih dahulu, dan ada kalanya dimaafkan”. (al-Kaba’ir: 1/47).
3. Menjadi ahli Neraka, Dari Abu Hurairoh radhiallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Neraka dan Surga saling berdebat, lalu neraka berkata: ‘Aku dimasuki oleh orang-orang yang suka menindas dan sombong’.,Surga berkata: ‘Aku dimasuki oleh orang-orang yang lemah dan miskin’. Lalu Alloh berfirman kepada Neraka: “Kamu adalah siksa-Ku, Aku menyiksa denganmu siapa yang Aku kehendaki’. (Atau Alloh berfirman: ‘Aku menimpakan bencana denganmu kepada orang yang Aku kehendaki’) dan Alloh berfirman kepada Surga: ‘Kamu adalah Rahmat-Ku. Aku limpahkan rohmat berupa kamu kepada siapa yang Aku kehendaki’. “Dan masing-masing kamu memiliki penghuni sampai penuh”. (HR. Al-Bukhori 6/2771).
Sumber: Majalah al-furqon edisi 4 tahun ke 9/ Dzulqo'dah 1430H Oktober/ Nopember 2009 hal.6 s.d. 8.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar