KEUTAMAAN PUASA TIGA HARI SETIAP BULAN
“Dari ‘Abdulloh bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiallohu ‘anhu, dia berkata: Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Berpuasa tiga hari setiap bulan seperti berpuasa setahun penuh”1
Hadits yang agung ini menunjukkan anjuran berpuasa tiga hari setiap bulan, baik itu di awal bulan atau di pertengahan atau di akhirnya, dan boleh dilakukan pada tiga hari berturut-turut atau terpisah2.
Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:
1. Pada setiap kurun waktu yang dilalui manusia, Alloh ta’ala menetapkan musim-musim kebaikan, dan Dia Subhaanahu wa ta’ala mensyari’atkan padanya ibadah dan amal shaleh untuk mendekatkan diri kepada-Nya3.
2. Pahala perbuatan baik akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali4 , karena puasa tiga hari pahalanya dilipatgandakan sepuluh kali menjadi tiga puluh hari (satu bulan), maka kalau ini dikerjakan setiap bulan berarti sama dengan berpuasa satu tahun penuh5.
3. Keutamaan puasa ini lebih dikuatkan dengan wasiat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam sendiri, sebagaimana yang diriwayatkan oleh istri beliau, ‘Aisyah radhialloohu ‘anha6.
4. Demikian pula lebih dikuatkan dengan wasiat Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam
kepada beberapa Shahabat radhialloohu ‘anhum untuk melakukan puasa ini, seperti kepada Abu Hurairoh radhialloohu ‘anhu7 dan Abu Dzarr radhialloohu ‘anhu8.
5. Yang paling utama puasa tiga hari ini dilakukan pada hari-hari Bidh (putih/ terang)9.,yaitu tanggal 13, 14, 15 setiap bulan (Hijriyah)10, karena Rasululloh pernah memerintahkan hal ini secara khusus dalam hadits yang shahih11.
6. Larangan berpuasa tiap hari sepanjang tahun (puasa Dahr)12, Karena di awal hadits ini Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wasallam melarang Abdulloh bin ‘Amr bin al-‘Ash radhialloohu ‘anhuma melakukan puasa dahr, kemudian beliau menganjurkan ‘Abdulloh berpuasa tiga hari setiap bulan.
7. Hadits ini menunjukkan besarnya kasih sayang dan nasehat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya, karena beliau membimbing mereka kepada kebaikan dan keutamaan yang mereka mampu kerjakan secara kontinu13.
8. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan amal ibadah yang dikerjakan secara kontinu, Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Amal (ibadah) yang paling dicintai oleh Alloh adalah amal yang paling kontinu dikerjakan meskipun sedikit14.
1 HR. al-Bukhori 1878 dan Muslim 1159
2 Lihat keterangan Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dalam asy-Syarhul Mumti’ 3/ 98
3 Lihat keterangan Imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam Lathooiful Ma’arif Hal. 19-20
4 HR al-Bukhori 42
5 Lihat kitab asy-Syarhul Mumti’ 3/ 97 dan Bahjatun Naazhirin 2/ 390
6 HR Muslim 1160
7 HR al-Bukhori 1124 dan Muslim 721
8 HR Muslim 722
9 Dinamakan demikian karena pada malam harinya bersinar bulan purnama, Ibid 3/ 97 dan 2/ 389
10 Lihat keterangan Imam an-Nawawi dalam ‘Riyadush Shaalihin” (2/ 389- Bahjatun Naazhirin)
11HR Abu Dawud 2449 dan dinyatakan Shahiih oleh Syaikh al-Albaniy
12 Lihat Bahjatun Naazhrin 2/ 390
13 Lihat Bahjatun Naazhirin 2/ 391
14 HR al-Bukhori 6099 dan Muslim 783
Sumber: Rubrik “Baituna”/ Fadhoil Majalah As-Sunnah edisi Muharram 1431H/ Januari 2010M Hal. 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar