1. Dijamin masuk Surga
Hudzaifah Radhialloohu 'Anhu berkata, Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Malaikat mencabut ruh orang yang meninggal sebelum kalian, lalu mereka (Malaikat) menanya, “Apakah kamu tahu perbuatanmu yang baik?” Dia (orang itu) menjawab, “Aku tidak tahu”. Mereka berkata, “Ingat- ingatlah kebaikanmu!” Lalu dia menjawab, “Aku menghutangi orang lalu aku menyuruh budakku agar memberi tempo bagi orang yang belum mampu dan membebaskan sebagian hutang”. Maka Alloh berkata, “Bebaskan dia dari Neraka”.(HR. Muslim: 2917).
2. Dosanya diampuni
Hadits dari Abu Hurairoh Radhialloohu 'Anhu, Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Ada seorang pedagang yang (biasa) menghutangi orang. Jika orang (yang dihutangi) itu belum mampu membayar, dia berkata kepada budaknya, “Maafkan dia, semoga Alloh memaafkan kita”. Maka Alloh mengampuni dosanya”.(HR. al- Bukhori: 1936).
3. Meraih Naungan dari Alloh pada hari Kiamat
Hadits dari Abu Hurairoh Radhialloohu 'Anhu, Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa yang memberi tempo kepada orang yang belum mampu membayar hutang atau dia membebaskannya, maka Alloh akan menaungi dia pada hari Kiamat di bawah naungan ‘Arys- Nya pada suatu hari yang tidak ada naungan kecuali naungan- Nya”.(HR. at- Tirmidzi :1227, dishahihkan oleh Syaikh al- Albani Rahimahulloh dalam Silsilah ash- Shahiihah: 909).
4. Setiap hariya dicatat seperti orang yang Bersedekah.
Buraidah Radhialloohu 'Anhu berkata, Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa yang memberi tempo kepada orang yang belum mampu membayar hutang, maka dia setiap hari mendapatkan pahala seperti orang yang bersedekah semisal barang yang dihutang”.(HR. Ahmad: 21968, dishahihkan oleh Syaikh al- Albani Rahimahulloh dalam Shahih at- Targhib: 1/ 221).
5. Berlipat ganda pahala Sedekahnya
Buraidah Radhialloohu 'Anhu berkata, Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa yang memberi tempo kepada orang yang belum mampu membayar hutang, maka dia dicatat setiap harinya seperti orang yang bersedekah sebesar barang yang dihutang sampai dibayar hutang itu. Jika tiba waktunya membayar pemberi hutang memberi tempo lagi maka setiap harinya ia sepeerti bersedekah dua kali dari harta yang dihutang”. (Lihat Musykilul Atsar karya Imam ath- Thohawi Rahimahulloh, 8/ 304, dishahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al- Albani Rahimahulloh dalam Silsilah ash Shahiihah, 86).
Sumber: ‘Sudahkah Kau Bayar Hutangmu”. Ust. Aunur Rofiq bin Ghufron. Majalah Al- Furqon.07/th8/1430-2009/ hal. 12-13. Ma’had Al- Furqon. Gresik.
1 komentar:
Alhamdulillah karena saat ini banyak orang yang belum membayar hutang sama saya.bahkan ada yang sudah tidak mungkin lagi dibayar(orangya kabur).
Posting Komentar