LEMAH LEMBUT DAN KASIH SAYANG.
Oleh Syaikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin al- ‘Abbad
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala telah menggambarkan sifat Nabi- Nya, Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bahwa sesungguhnya Beliau memiliki akhlak yang agung. Firman Alloh Ta’ala,
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) memiliki akhlak yang agung”. (QS. Al- Qalam: 4).
Alloh Ta’ala menggambarkan Beliau Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam juga dengan sifat ramah dan lemah lembut, Alloh Ta’ala berfirman,
“Maka dengan sebab rahmat Alloh- lah engkau berlemah lembut terhadap mereka dan sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu”. (QS. Ali Imran: 159).
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala menggambarkan beliau Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam dengan sifat kasih sayang dan santun terhadap orang yang beriman, Alloh Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kalangan kalian sendiri, amat berat baginya segala yang menyusahkan kalian, sangat menginginkan untuk kalian (segala kebaikan), amat santun dan berkasih sayang terhadap orang- orang yang beriman”. (QS. At- Taubah: 128).
Dan Rasul Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam sendiripun memerintahkan untuk berlaku lemah- lembut dan menganjurkannya, Beliau Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Hendaklah kamu memudahkan dan jangan kamu menyulitkan, dan sebarkanlah olehmu kabar gembira, dan jangan kamu membuat orang lari (darimu)”. (HR. al- Bukhori No. 69, dan Muslim No. 1734, Diriwayatkan dari Shahabat Anas bin Malik Radhialloohu 'Anhuma).
Dan disebutkan pula oleh Imam Muslim Rahimahulloh dalam Shahihnya, Hadits No. 1732, dari hadits Abu Musa al- Asy’ ari Radhialloohu 'Anhu dengan lafazh,
“Sampaikanlah olehmu kabar gembira dan jangan kamu membuat orang lari (darimu), dan hendaklah kamu memudahkan dan jangan kamu menyulitkan”.
Imam al- Bukhori Rahimahulloh meriwayatkan dalam Shahihnya, hadits No. 220, dari Abu Hurairoh Radhialloohu 'Anhu bahwa Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam berkata kepada para Shahabat dalam kisah seorang arab Badui yang buang air kecil dalam masjid Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam,
“Biarkanlah ia, dan siramlah di atas kencingnya se-ember air, atau semangkuk air, sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan dan kalian tidak diutus untuk menyulitkan”.
Imam al- Bukhori Rahimahulloh meriwayatkan pula dalam Shahihnya, hadits No. 6927, dari ‘Aisyah Radhialloohu 'Anha bahwa Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Wahai ‘Aisyah!, Sesungguhnya Alloh itu Maha Lembut, Ia mencintai kelembutan dalam segala urusan”.
Menurut Lafazh Imam Muslim Rahimahulloh hadits No. 2593,
“Wahai ‘Aisyah!, Sesungguhnya Alloh itu Maha Lembut, Dia mencintai kelembutan, Dia memberi dengan kelembutan sesuatu yang tidak Dia beri dengan kekasaran, dan tidak pula dengan selainnya”.
Imam Muslim Rahimahulloh meriwayatkan dalam Shahihnya, hadits No. 2594, dari ‘Aisyah Radhialloohu 'Anha bahwa Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Sesungguhnya kelembutan tidak terdapat pada sesuatu melainkan membuatnya Indah, dan tidak dicabut dari sesuatu melainkan membuatnya jelek”.
Dan Diriwayatkan pula oleh Imam Muslim Rahimahulloh, hadits No. 2592dari Jabir bin ‘Abdillah Rahimahulloh bahwa Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa yang diharamkan (mempunyai) sifat lemah lembut berarti ia telah diharamkan dari kebaikan”.
Sesungguhnya Alloh Ta’ala telah menyuruh dua orang Nabi yang mulia, Nabi Musa ‘Alaihis Salam dan Nabi Harun ‘Alaihis Salam untuk menyeru Fir’aun dengan sopan dan lemah lembut, Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun sesungguhnya dia telah melampaui batas (kesesatan), maka bicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata- kata lemah lembut, mudah- mudahan ia mendapat peringatan dan takut (terhadap Alloh)”. (QS. Thaha: 43- 44).
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala menggambarkan tentang sifat para Shahabat yang mulia Radhialloohu 'Anhum dengan sifat saling berkasih sayang antara sesama mereka, Alloh Ta’ala berfirman,
“Muhammad itu adalah utusan Alloh dan orang- orang yang bersamanya bersikap keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang terhadap sesama mereka”. (QS. Al- Fath: 29).
Sumber: “Lembutnya Dakwah Ahlus Sunnah”. Hal 52- 59. Syaikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin al- ‘Abbad. Pustaka Darul Ilmi. Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar