Keutamaan Ilmu (Dien/ Syar’i) dan Penuntutnya.
Banyak terdapat ayat- ayat dalam kitab Alloh ‘Azza Wa Jalla yang menerangkan tentang kemuliaan Ilmu dan keutamaan penuntut Ilmu begitu juga dalam hadits- hadits Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam.
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
“Alloh dan para Malaikat serta orang- orang Yang berilmu menyatakan bahwa tiada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia (Alloh)”. (QS. Ali Imran: 18). *Yaitu ketika Alloh Ta’ala menjadikan persaksian orang yang berilmu serangkai dengan persaksian Alloh ‘Azza Wa Jalla dan para Malaikat.
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman,
“Katakanlah, “Apakah sama orang- orang yang mengetahui dengan orang- orang yang tidak mengetahui”. (QS. Az- Zumar: 9).
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman,
“Alloh meninggikan derajat orang- orang yang beriman di antara kalian dan orang- orang yang berilmu dengan beberapa derajat”. (QS. Al- Mujadilah: 11).
Alloh ‘Azza Wa Jalla berfirman,
WA QUL ROBBI ZIDNII ‘ILMAA...
“Dan katakanlah, “Ya Rabb- ku tambahlah Ilmuku”.” (QS. Thoha: 114).
Adapun hadits- hadits yang menerangkan tentang keutamaan Ilmu dan Penuntutnya, di antaranya adalah Sabda Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam,
“Barangsiapa yang dikehendaki Alloh untuknya kebaikan, Alloh menjadikannya orang yang paham tentang Agama”. (Hadits ini diriwayatkan oleh al- Bukhori No. 71, dan Muslim No. 1037).
Hadits ini menunjukkan bahwa di antaranya tanda Alloh Ta’ala menghendaki kebaikan bagi seorang hamba adalah bahwa Alloh Ta’ala menjadikannya seorang yang paham tentang agama, karena dengan pemahamannya tentang agama ia akan beribadah kepada Alloh Ta’ala dengan hujjah yang nyata dan mendakwahi orang lain dengan hujjah yang nyata pula.
Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam juga bersabda,
“Sebaik- baik kamu adalah orang yang mempelajari Al- Qur’an dan mengajarkannya”. (Diriwayatkan oleh al- Bukhori, No. 5027).
Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam juga bersabda,
“Sesungguhnya Alloh mengangkat dengan kitab ini (Al- Qur’an) beberapa kaum dan merendahkan yang lainnya”. (Diriwayatkan oleh Muslim, No. 817).
Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam juga bersabda,
“Alloh menjanjikan kenikmatan untuk seseorang yang mendengar perkataanku, lalu ia menghafalnya dan menyampaikannya seperti yang ia dengar”.
Ini adalah hadits yang mutawatir yang diriwayatkan lebih dari dua puluh orang shahabat, aku (Syaikh Abdurrazzaq) telah menyebutkan riwayat- riwayat mereka dalam kitab “Dirasah Hadits Riwayah Wa Dirayah”.
Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam juga bersabda,
“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari Ilmu, niscaya Alloh memasukkannya kepada salah satu jalan dari jalan- jalan menuju Surga. Sesungguhnya Malaikat meletakkan sayapnya dengan penuh keridhoan untuk penuntut Ilmu. Sesungguhnya penghuni Langit dan Bumi sampai Ikan dalam air memohonkan ampun untuk seorang ‘Alim. Sesungguhnya keutamaan seorang ‘alim atas seorang ahli ibadah sepeerti keutamaan cahaya bulan purnama atas cahaya bintang- bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya para Nabi tidak meninggalkan dinar dan dirham. Mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya sesungguhnya ia telah mendapatkan warisan tersebut dengan bagian yang banyak”.
Hadits ini Diriwayatkan oleh Abu Dawud, No. 3628, dan lainnya, silahkan lihat takhrijnya dalah Shahih at- targhiib wat Tarhiib, No. 70 dan Ta’liq Musnad Imam Ahmad, No. 21715, Ibnu Rajab telah mensyarahnya dalam sebuah tulisannya. Potongan pertama dari hadits ini terdapat dalam Shahih Imam Muslim, No. 2699.
Para ulama berbeda pendapat, apa yang dimaksud dengan “Malaikat meletakkan sayap mereka” tersebut, ada yang berpendapat, “Malaikat meletakkan sayapnya sebagai hamparan tempat berjalan bagi penuntut ilmu”, ada yang berpendapat, “Mereka bertawadhu’ di hadapan penuntut Ilmu|”, ada yang berpendapat, “Mereka berhenti dari melakukan perjalanan ketika menemukan majelis penuntut Ilmu”, ada yang berpendapat, “Mereka menaungi para penuntut Ilmu dengan sayap mereka”.
Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam juga bersabda,
“Apabila seorang manusia meninggal terputus darinya segala amalannya, kecuali tiga perkara, yaitu Shodaqoh Jariyah, atau Ilmu yang bermanfaat, atau anak yang Shaleh yang mendo’akannya”. (Hadits ini diriwayatkan oleh imam Muslim, No. 1631).
Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam juga bersabda,
“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, ia akan mendapatkan pahala sebanyak pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala mereka. Barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan ia akan menanggung dosa sebanyak dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun dari dosa mereka”. (Diriwayatkan oleh Muslim, No. 2674).
Semoga Alloh mengumpulkan kita semua di atas kebenaran dan petunjuk, dan menyelamatkan kita semua dari berbagai fitnah baik yang nyata maupun yang tersembunyi. Sesungguhnya Alloh Maha Penolong di atas segalanya dan Maha Kuasa atasnya. Wallohu A’lamu.
Sumber: Sumber: “Lembutnya Dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah”. Hal. 100- 111. Syaikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin al- ‘Abbad. Pustaka Darul Ilmi. Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar