Kamis, 06 Mei 2010

KEUTAMAAN BERDO’A

KEUTAMAAN BERDO’A

Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiallohu ‘anhu, Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tiada seorang muslim pun yang memohon (kepada Alloh ‘Azza Wajalla) dengan do’a yang tidak mengandung dosa (permintaan yang haram), atau pemutusan hubungan (baik) dengan keluarga (kerabat), kecuali Alloh ‘Azza wa jalla akan memberikan baginya dengan (sebab) do’a itu salah satu dari tiga perkara; akan disegerakan pengabulan do’anya, Alloh akan menyimpannya untuk kebaikan (pahala) baginya di akhirat, atau akan dia dihindarkan dari keburukan (bencana) yang sesuai dengan (khadar permintaan) nya”. Para Shahabat Radhialloo ‘anhum berkata, “kalau begitu, kami akan memperbanyak (do’a kepada Alloh)”. Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Alloh lebih luas (Rahmat dan Karunia-Nya)”.

Hadits Shahih riwayat Ahmad (no. 710), dan (1/ 493) dan al-Hakim (1/ 493). Lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 1633)



Penjelasan Singkat:
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan berdo’a kepada Alloh ‘Azza Wa jalla, dan

kepastian dikabulkannya do’a seorang muslim dengan salah satu dari tiga perkara yang disebutkan dalam hadits, selama telah terpenuhi pada syarat-syarat dikabulkannya do’a. Inilah makna firman-Nya: (yang artinya)



“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo’a apabila dia berdo’a kepada-Ku” (QS. Al-Baqoroh/ 2:186). (Lihat at-Tahmiid 10/ 297).

Mutiara Hikmah Hadits ini:
1. Do’a seorang muslim akan dikabulkan dan tidak tertolak jika memenuhi syarat diterimanya do’a. (Bahjatun Naadziriin 2/ 228)
2. Luasnya karunia Alloh Subhaanahu wa ta’ala bagi hamba-hamba-Nya yang beriman, dengan menjadikan pengabulan do’a mereka dalam berbagai macam kebaikan dan keutamaan. (Lihat Lihat Tuhfatul Ahwaadz 9/ 228)
3. Keburukan yang dihindarkan dari seorang hamba dengan do’anya adalah mencakup semua keburukan, baik dalam urusan duniawi maupun agama. (Tuhfatul Ahwaadz 10/ 18)
4. Dianjurkan memohon do’a sebanyak- banyaknya, kepada Alloh Subhaanahu wa ta’ala, karena rahmat dan karunia-Nya lebih luas dari apa yang diminta oleh hamba-hamba-Nya. (Lihat Bahjatun Naadziriin 2/ 592). Walloohu a’lam. (Abdulloh Taslim, MA)


SUMBER: Majalah as-Sunnah Rubrik Baituna: halaman 06: Edisi 01 Rabiul Tsani 1431H/ April 2010.