Sabtu, 29 Juni 2013

Barangsiapa Yang Lambat Amalnya, Maka tidak dapat dikejar dengan Nasabnya

Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat.
Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat.
Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat.
Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya.
Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju Surga.
Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketentraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi- Nya.
Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak dapat dikejar dengan Nasabnya”.
(Shahiih, Diriwayatkan oleh Muslim (No. 2699), Ahmad (II/ 252, 325), Abu Dawud (No. 3643), At- Tirmidzi (No. 2646), Ibnu Majah (No. 225), dan Ibnu Hibban (No. 78- Mawaarid), dari Shahabat Abu Hurairah Radhiallaahu 'Anhu. Lafazh ini milik Muslim). #bbm-T#

Jumat, 21 Juni 2013

Bahaya Perbuatan Syirik [Sebuah Renungan]

Allah Subhaanahu wa Ta'ala menjelaskan di dalam Al-Qur'an bahwa Orang- orang yang paling Sesat adalah orang- orang yang berdo'a (memohon) kepada Selain Allah 'Azza Wa Jalla...menjadikan orang-orang yang telah meninggal sebagai perantara dalam berdo'a kepada Allah termasuk perbuatan Syirik.
Allah berfirman di dalam Surat Al-Ahqaf [46] ayat 5-6 (yang artinya), "Dan Siapakah yang lebih sesat daripada orang- orang yang menyembah selain Allah, (Sembahan) yang tidak dapat memperkenankan (do'a) nya sampai hari Kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do'a mereka. Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari Kiamat), sesembahan itu menjadi musuh mereka, dan mengingkari pemujaan- pemujaan yang mereka lakukan kepadanya".
Orang-orang yang telah meninggal [yang mereka berdo'a kepadanya] di kubur2 mereka tidak memiliki sesuatupun walaupun setipis kulit ari, Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Faathir [35] ayat 13-14:
"...Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tidak mempunyai apa- apa walaupun setipis kulit ari. Jika kami menyeru mereka, mereka tidak mendengar seruanmu, dan sekiranya mereka mendengar, mereka juga tidak memperkenankan permintaanmu. Dan pada hari Kiamat mereka akan mengingkari KEMUSYRIKAN mu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu seperti yang diberikan oleh (Allah) Yang Maha Teliti " #sms-T#
Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=44QFnropVnY

Jumat, 07 Juni 2013

Para Ulama telah sepakat tentang haramnya membawakan hadits- hadits maudhu’ (palsu)

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di Neraka”.
(Hadits Shahih, Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 110), Muslim dalam Muqaddimah Kitab Shahiih-nya (no. 3 dan 4) dan selain keduanya dengan Sanad mutawatir dari banyak para Shahabat). Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam juga bersabda,
“Janganlah kamu berdusta atas namaku karena barangsiapa berdusta atas namaku, maka silahkan ia masuk Neraka”.
(Hadits Shahih, Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 106), Muslim dalam Muqaddimah kitab Shahiih-nya (no. 1), Ahmad (I/83), dan at- Tirmidzi (no. 2660) dari Shahabat ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu).
Maksud berdusta atas nama Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam ialah membuat- buat omongan atau cerita yang sengaja disandarkan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam, lalu mengatakan: “Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam pernah bersabda demikian, atau melakukan hal ini dan itu”. Para Ulama telah sepakat tentang haramnya membawakan hadits- hadits maudhu’ (palsu), yakni hadits yang diada-adakan seseorang atas nama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam dengan sengaja maupun tidak sengaja. Diperbolehkan membawakan hadits yang palsu HANYA ketika menerangkan kepalsuannya kepada ummat agar mereka selamat dari berdusta atas nama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam.
( Sumber: 'Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga: Bab. 13- Hadits- hadits Lemah dan Palsu Seputar Ilmu Syar’i” Hal. 289- 293. Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Pustaka at- Taqwa. Bogor ) #bbm-T#

Kebaikan- kebaikan dan Keburukan- keburukan

Dari Ibnu Abbas Radhiallahu 'Anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda seperti yang diriwayatkan dari Rabb-nya,
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan- kebaikan dan keburukan- keburukan, kemudian Dia menjelaskan hal itu di dalam Kitab- Nya.
Maka barangsiapa yang ingin berbuat kebaikan dan tidak melaksanakannya, maka Allah menulisnya di sisi- Nya sebagai kebaikan yang sempurna. Jika dia ingin, lalu melakukannya maka Allah menulisnya di sisi- Nya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat sampai berlipat- lipat banyaknya.
Dan (sebaliknya) barangsiapa yang ingin berbuat buruk dan dia tidak melaksanakannya, maka Allah menulisnya di sisi- Nya sebagai kebaikan yang sempurna. Jika dia ingin, lalu melakukannya, maka Allah akan menulisnya satu keburukan”
(HSR. Muttaqun 'alaihi) #sms-T#