Jumat, 04 Oktober 2013

[Terus menerus dalam berdo'a]

[Terus menerus dalam berdo'a] Di dalam Shahiih Muslim, dari Abu Hurairah Radhiallaahu 'Anhu, Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Do’a seorang hamba akan senantiasa terkabul selama ia tidak berdo’a untuk kemaksyiatan, atau untuk memutuskan silaturrahim, dan tidak tergesa- gesa”.
Para Shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah bentuk ketergesa- gesaan yang dimaksud?”
Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam menjawab, “Hamba tadi berkata: ‘Aku telah berdo’a, sungguh aku telah berdo’a, namun Allah belum juga mengabulkan do’aku. Ia merasa jenuh dan letih, lalu akhirnya meninggalkan do’a”. (Shahiih Muslim, No. 2735). #bbm-T#

[Keutamaan Berbakti Kepada Orangtua]:

[Keutamaan Berbakti Kepada Orangtua]: Dari Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu 'Anha dia berkata bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam bersabda,
“Ketika aku memasuki Surga, aku mendengar bacaan (Al-Qur’an) di dalamnya. Maka aku bertanya, “Siapakah dia?”, Mereka menjawab, “Haritsah bin Nu’man”. Kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam bersabda, “Demikianlah ganjaran dari berbakti (kepada orang tua), demikianlah (ganjaran) berbakti (kepada orang tua)”.
Dalam Riwayat lain disebutkan, “Aku pernah tidur, lalu aku bermimpi diriku berada di Surga, kemudian aku mendengar suara seorang yang sedang membaca (Al-Qur’an), lalu kutanyakan, “Siapa ini?” Mereka menjawab, “Itu adalah Haritsah bin Nu’man”. Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam bersabda, “Demikianlah (ganjaran dari) berbakti, demikianlah (ganjaran dari) berbakti”. Ia adalah orang yang paling berbakti terhadap ibunya”. (HR. Ahmad dengan Sanad yang Shahih). #bbm-T#

Minggu, 29 September 2013

Tua dan Penuh Kebaikan

Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Maukah aku beritahukan kepada kalian orang- orang terbaik di antara kalian?”
Mereka menjawab, “Ya, Wahai Rasulullah”.
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam berkata, “Orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang paling panjang umurnya apabila mereka di atas kebenaran”. (Musnad Abu Ya’la al-Mushlihi, Ahmad bin Ali at- Tamimi. Tahqiq Husain Asad, Daar al- Ma’mun Lit- Turots, Juz 6. Hal. 214. Al- Haitsami berkata dalam al- Majmu’ az- Zawaid, Juz. 10 hal. 206, “Sanadnya Hasan”.
Abu Hurairah Radhiallaahu 'Anhu meriwayatkan bahwa Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, “Orang- orang terbaik di antara kalian adalah orang yang paling panjang umurnya dan baik amalannya”. (Al- Musnad, Juz 2, hal. 310). #bbm-T

Salah Satu Tanda Hari Kiamat: Time Goes So Fast

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
'Tidak akan terjadi Kiamat hingga zaman semakin dekat, sehingga setahun serasa sebulan, sebulan serasa seminggu, dan seminggu serasa sehari, dan sehari serasa satu jam, dan satu jam seperti percikan api", maknanya bahwa Waktu pada zaman tersebut seperti api kecil yang menyala sebentar kemudian padam' HSR. Ahmad dan at-Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah #bbm-T#

Senin, 09 September 2013

Hamba- hamba yang Allah Jauhkan mereka dari Kebinasaan

'Abdullah bin Mas'ud Radhiyallaahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
"Sesungguhnya Allah memiliki hamba- hamba yang Allah menjauhkan mereka dari kebinasaan. Allah memanjangkan umur mereka dalam amalan yang baik, membaguskan rezeki mereka, menghidupi mereka di atas kesehatan, dan mencabut ruh- ruh mereka dalam keadaan baik". (HR. ath-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir, Tahqiq Hamdi as-Salafi, Maktabah Ibnu Taimiyah, al-Qahirah, Juz 10 hal. 217).
Sumber: Old is Gold karya 'Abdullah Bin Nashir bin Abdullah as-Sadhan. Pustaka An-Naba Hal. 39). #bbm-T# Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang2 yang disebutkan di atas. Aamiin.

Ridha terhadap apa yang Allah berikan kepada kita

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam bersabda,
"Sesungguhnya Allah menguji hamba-Nya dengan apa yang Dia karuniakan (rezekikan) kepadanya, maka barangsiapa yang ridha (menerima dan merasa puas) dengan rezeki yang diberikan kepadanya, maka (pasti) Allah akan memberkahinya dengan meluaskan (melapangkan) rezekinya. Dan barangsiapa yang tidak ridha dengan rezeki yang Allah berikan kepadanya, maka (pasti) Allah tidak akan memberkahinya" (HSR. Ahmad (V/ 24) dan al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman (No. 9274). Lihat Shahiih al-Jaami'ish Shaghiir (n0. 1869))
Sumber: 'Kiat- kiat ISLAM mengatasi Kemiskinan' Hal. 56-57. Ust.Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Pustaka At-Taqwa. #bbm-T#

Selasa, 20 Agustus 2013

Kejujuran Imam asy-Syafi rahimahullah yang luar biasa.

Kejujuran Imam asy-Syafi rahimahullah yang luar biasa.
Imam asy-Syafi rahimahullah sebelum berangkat belajar ke Madinah belajar kepada Imam Malik rahimahullah, beliau berkata Ibu nya : "Wahai ibu, berilah saya nasehat.!"
Ibunya berkata : "Wahai anak ku, berjanjilah kepada ku untuk tidak berdusta."
Imam asy-Syafi'i rahimahullah berkata : "Saya berjanji kepada Allah lalu kepada mu untuk tidak berdusta."
Beliau waktu usia nya masih kecil, dibekali oleh ibu nya uang 400 dirham. Beliau menaiki hewan tunggangan nya dan keluar bersama rombongan menuju Madinah, Imam asy-Syafi menyimpan uang itu didalam sebuah kantong yang ia jahit disela - sela bajunya.
Ditengah - tengah perjalanan ada rampok yang merampas seluruh harta rombongan tersebut, tatkala sampai dihadapan Imam asy-Syafi'i yang masih kecil, para perampok itu bertanya : "Apakah kamu membawa uang?" Imam asy-Syafi'i yang masih kecil ini menjawab : "IYA" Perampok : "Berapa?" Asy-Syafi'i : "Saya membawa uang 400 dirham."
Para perampok tersebut tertawa sambil mengejek beliau dan berkata :
"Pergilah, apakah kamu hendak mengolok - olok kami?" Pergilah sana. Apakah orang seperti mu membawa uang sebanyak empat ratus dirham?" (kata para perampok dengan tidak percaya). Kemudian asy-Syafi'i berhenti disamping rombongan kafilah yang dirampok. para pemimpin rampok berkata kepada anak buah nya : "Apakah kalian telah mengambil semuanya?" Mereka menjawab : "Ya"
Pemimpin rampok : "Apakah kalian tidak meninggalkan seorang pun?"
Mereka (anak buah) menjawab :
"Tidak, kecuali seorang anak kecil yang mengaku telah membawa uang sebanyak 400 dirham, namun anak tersebut gila atau hanya ingin mengolok - olok kita, sehingga kami pun menyuruhnya pergi."
Pemimpin rampok berkata : "Bawa anak itu kemari." Mereka pun membawa Syafi'i kecil. Kemudian pemimpin rampok itu bertanya kepada beliau : "Apakah kamu membawa uang, wahai anak kecil?" Syafi'i kecil menjawab : "Ya" Pemimpin Rampok berkata : "Berapa uang yang kamu bawa?" Syafi'i kecil "Empat ratus dirham." Pemimpin perampok itu bertanya lagi, "Dimana uang itu?" Lalu Syafi'i kecil mengeluarkan uang tersebut dari balik pakian nya dan menyerahkan nya kepada pemimpin kawanan perampok tersebut. Pemimpin rampok itu menuangkan uang - uang tersebut kepangkuan nya, lalu ia memandangi syafi'i kecil dengan keheranan dan berkata : "Kenapa kamu jujur kepada ku ketika aku tadi bertanya kepada mu, dan kamu tidak berdusta kepadaku, padahal kamu tahu bahwa uang mu akan hilang?" Syafi'i pun menjawab : "Saya jujur kepada mu karena saya telah berjanji kepada ibu ku untuk tidak berdusta kepada siapa pun." Mendengar penuturan Syafi'i kecil itu, tiba - tiba tangan pemimpin rampok itu berhenti memain - mainkan uang 400 dirham tersebut, karena hatinya telah bergetar karena hidayah dari Allah.
Lalu pemimpin rampok itu berkata sambil mengembalikan uang tersebut kepada Syafi'i kecil :
"Ambillah uang mu, kamu takut untuk mengkhianati janji mu kepada ibu mu, sedangkan aku tidak takut berkhianat kepada janji Allah Subhanhu wa ta'ala? Pergilah, wahai anak kecil dalam keadaan aman dan tenang, karena aku telah bertaubat kepada Zat yang Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang melalui kedua tangan mu dengan taubat ini dan aku tidak akan pernah mendurhakai-Nya lagi selamanya."
Kemudian pemimpin kawanan perampok itu memandang anak buahnya dan berkata :
إنّ الله يامركم أن تؤدّوا الأمانات إلى أهلها "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada orang yang berhak menerima nya..." [An-Nisa ayat 58] Lalu anak buahnya berkata sambil membawa harta dan berbagai perhiasan rombongan kafilah yang mereka rampok tadi dan mengembalikan nya, dan mereka berkata kepada pemimpin mereka "Wahai tuan kami, anda telah bertaubat dengan Zat Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang, sedangkan anda adalah pemimpin kami. Oleh karena itu kami lebih pantas untuk bertaubat daripada anda."
Akhirnya mereka semua bertaubat kepada Allah, lewat kejujuran Imam asy-Syafi'i kecil. [Diringkas dan disadur dari buku Biografi Imam Syafi'i hal 17-20, Abdul Aziz asy-Syinawi. Judul aslinya Al-Aimmah Al-Arba'ah Hayatuhum Mawaqifuhum Ara'ahum Qadhiyusy Syariah al-Imam asy-Syafi'i] Sumber: https://www.facebook.com/khafidl.khafidi.3/posts/641283002548481

Minggu, 21 Juli 2013

Antara Adzan dan Iqamah

Berdo'a di antara Adzan dan Iqomah Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Do’a di waktu antara Adzan dan Iqomah tidak ditolak”.
HSR. Ahmad dari Anas bin Malik Radhialloohu 'Anhu (Shahih al-Jami’ ash-Shaghir wa Ziyadatuhu/ al-Fath al-Kabir No. 3408, hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, al- Hakim, dan Ibnu Hibban).
“Do’a di waktu antara adzan dan iqomah akan dikabulkan. Oleh karena itu berdo’alah kalian”.
HSR. Abu Ya’la dari Anas bin Malik Radhiallahu 'Anhu (Shahih al-Jami’ ash-Shaghir wa Ziyadatuhu/ al-Fath al-Kabir No. 3405). ‪#‎bbm‬-T#

Syarat diterimanya Amal Ibadah Manusia kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari kami, maka amalan tersebut tertolak”. HR. al- Bukhari No. 2697, Muslim No. 1718 (18), dan Ahmad (VI/ 146; 180; 256), dari Hadits ‘Aisyah Radhiallaahu 'Anha.
Agar bisa diterima, ibadah di-syarat-kan harus BENAR. Dan ibadah itu tidak bisa benar: kecuali dengan adanya dua syarat,
1. IKHLAS karena Allah SUbhanahu Wa Ta'ala semata, BEBAS DARI SYIRIK Besar dan kecil. 2. ITTIBA’, Sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam.
Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari Syahadat Laa Ilaaha Illallaah, karena ia mengharuskan ikhlas dalam beribadah hanya untuk Allah dan jauh dari syirik kepada- Nya. Sedangkan syarat yang kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat kepada Rasul, mengikuti syari’atnya dan meninggalkan bid’ah (Perkara- perkara baru dalam Agama) atau ibadah- ibadah yang diada- adakan. ‪#‎bbm‬-T#

Jumat, 05 Juli 2013

Beriman dan Beramal Shaleh

Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,
"Barangsiapa yg mengerjakan AMAL SHALEH, baik laki2 ataupun perempuan dalam keadaan BERIMAN, maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya Kehidupan yang Baik, dan sesungguhnya akan kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih Baik dari apa yang telah mereka Kerjakan" (QS.An-Nahl [16] ayat 97) ‎#bbm-T#

Sebuah Pohon di Surga

Dari Jabir Radhiyallaahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
'Barangsiapa membaca, 'SUBHAANALLAAHIL 'AZHIIM WA BIHAMDIHI' maka akan ditanamkan untuknya Sebuah Pohon Kurma di Surga' (HR. at-Tirmidzi dalam Jaami'-nya (V/476 no.3462) lihat Shahiih Sunan at-Tirmidzi (III/ 163)) ‎#sms-T#

Sabtu, 29 Juni 2013

Barangsiapa Yang Lambat Amalnya, Maka tidak dapat dikejar dengan Nasabnya

Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat.
Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat.
Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat.
Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya.
Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju Surga.
Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketentraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi- Nya.
Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak dapat dikejar dengan Nasabnya”.
(Shahiih, Diriwayatkan oleh Muslim (No. 2699), Ahmad (II/ 252, 325), Abu Dawud (No. 3643), At- Tirmidzi (No. 2646), Ibnu Majah (No. 225), dan Ibnu Hibban (No. 78- Mawaarid), dari Shahabat Abu Hurairah Radhiallaahu 'Anhu. Lafazh ini milik Muslim). #bbm-T#

Jumat, 21 Juni 2013

Bahaya Perbuatan Syirik [Sebuah Renungan]

Allah Subhaanahu wa Ta'ala menjelaskan di dalam Al-Qur'an bahwa Orang- orang yang paling Sesat adalah orang- orang yang berdo'a (memohon) kepada Selain Allah 'Azza Wa Jalla...menjadikan orang-orang yang telah meninggal sebagai perantara dalam berdo'a kepada Allah termasuk perbuatan Syirik.
Allah berfirman di dalam Surat Al-Ahqaf [46] ayat 5-6 (yang artinya), "Dan Siapakah yang lebih sesat daripada orang- orang yang menyembah selain Allah, (Sembahan) yang tidak dapat memperkenankan (do'a) nya sampai hari Kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do'a mereka. Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari Kiamat), sesembahan itu menjadi musuh mereka, dan mengingkari pemujaan- pemujaan yang mereka lakukan kepadanya".
Orang-orang yang telah meninggal [yang mereka berdo'a kepadanya] di kubur2 mereka tidak memiliki sesuatupun walaupun setipis kulit ari, Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Faathir [35] ayat 13-14:
"...Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tidak mempunyai apa- apa walaupun setipis kulit ari. Jika kami menyeru mereka, mereka tidak mendengar seruanmu, dan sekiranya mereka mendengar, mereka juga tidak memperkenankan permintaanmu. Dan pada hari Kiamat mereka akan mengingkari KEMUSYRIKAN mu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu seperti yang diberikan oleh (Allah) Yang Maha Teliti " #sms-T#
Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=44QFnropVnY

Jumat, 07 Juni 2013

Para Ulama telah sepakat tentang haramnya membawakan hadits- hadits maudhu’ (palsu)

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di Neraka”.
(Hadits Shahih, Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 110), Muslim dalam Muqaddimah Kitab Shahiih-nya (no. 3 dan 4) dan selain keduanya dengan Sanad mutawatir dari banyak para Shahabat). Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam juga bersabda,
“Janganlah kamu berdusta atas namaku karena barangsiapa berdusta atas namaku, maka silahkan ia masuk Neraka”.
(Hadits Shahih, Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 106), Muslim dalam Muqaddimah kitab Shahiih-nya (no. 1), Ahmad (I/83), dan at- Tirmidzi (no. 2660) dari Shahabat ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu).
Maksud berdusta atas nama Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam ialah membuat- buat omongan atau cerita yang sengaja disandarkan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam, lalu mengatakan: “Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam pernah bersabda demikian, atau melakukan hal ini dan itu”. Para Ulama telah sepakat tentang haramnya membawakan hadits- hadits maudhu’ (palsu), yakni hadits yang diada-adakan seseorang atas nama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam dengan sengaja maupun tidak sengaja. Diperbolehkan membawakan hadits yang palsu HANYA ketika menerangkan kepalsuannya kepada ummat agar mereka selamat dari berdusta atas nama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam.
( Sumber: 'Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga: Bab. 13- Hadits- hadits Lemah dan Palsu Seputar Ilmu Syar’i” Hal. 289- 293. Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Pustaka at- Taqwa. Bogor ) #bbm-T#

Kebaikan- kebaikan dan Keburukan- keburukan

Dari Ibnu Abbas Radhiallahu 'Anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda seperti yang diriwayatkan dari Rabb-nya,
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan- kebaikan dan keburukan- keburukan, kemudian Dia menjelaskan hal itu di dalam Kitab- Nya.
Maka barangsiapa yang ingin berbuat kebaikan dan tidak melaksanakannya, maka Allah menulisnya di sisi- Nya sebagai kebaikan yang sempurna. Jika dia ingin, lalu melakukannya maka Allah menulisnya di sisi- Nya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat sampai berlipat- lipat banyaknya.
Dan (sebaliknya) barangsiapa yang ingin berbuat buruk dan dia tidak melaksanakannya, maka Allah menulisnya di sisi- Nya sebagai kebaikan yang sempurna. Jika dia ingin, lalu melakukannya, maka Allah akan menulisnya satu keburukan”
(HSR. Muttaqun 'alaihi) #sms-T#

Rabu, 29 Mei 2013

Bersungguh- sungguh dalam Beramal

[Mutiara Salaf] Imam Mutharif bin ‘Abdullah bin asy-Syikhir Rahimahullaah dalam Tarikh Dimasyqi mengatakan,
“Saudaraku, Sungguh- sungguhlah beramal. Apabila kelak kita mendapatkan Rahmat dan Ampunan Allah Subhaanahu Wa Ta'ala Seperti yang kita harapkan, maka kita akan mendapatkan derajat yang tinggi di Surga. Apabila kelak urusannya sangat berat, sebagaimana yang kita takutkan dan hindari, kita tidak akan mengatakan ungkapan penyesalan orang kafir –sebagaimana yang Allah Subhaanahu Wa Ta'ala firmankan:
“Ya Rabb kami, keluarkanlah kami (dari Neraka ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan amal yang Shalih, tidak sebagaimana yang telah kami kerjakan” (Q.S. Faathir: 37)
Namun kita akan katakan, “Ya Allah, kami telah beramal, tetapi tidak bermanfaat bagi kami”
(Tarikh Dimasyqi karya al-Hafizh Ibnu Asakir Rahimahullah (Wafat th. 571H). Imam adz-Dzahabi menyebutkan bahwa Tarikh Dimasyqi ini terdiri dari 800 juz dan setiap juz terdiri dari 20 lembar, sehingga jumlah keseluruhannya mencapai 16.000 lembar. Maasya Allah). #BBM-T#

Minggu, 19 Mei 2013

Larangan Menyambung Rambut dan Kewajiban Taat Kepada Allah dan Rasulullah

Suatu ketika datang seorang wanita kepada ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiallaahu 'Anhu ia berkata, “Aku diberi kabar bahwa engkau melarang wanita menyambung rambut?”
‘Abdullah bin Mas’ud berkata, “Benar”.
Wanita itu berkata, “Apakah larangan itu ada salam Kitabullah, atau engkau dengar langsung dari Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam?”
‘Abdullah bin Mas’ud Radhiallaahu 'Anhu menjawab, “Larangan itu ada dalam Kitabullah dan sabda Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam!”.
Wanita tersebut berkata lagi, “Demi Allah, aku telah membaca mush-haf Al-Qur’an dari awal hingga akhir tetapi aku tidak mendapatkan larangan itu”.
Ibnu Mas’ud berkata, “Bukankah ada di dalam ayat: “..Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras siksaan-Nya”. (QS. Al- Hasyr: 7).
Wanita itu menjawab, “Ya”.
Selanjutnya Ibnu Mas’ud berkata, “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam melarang (dalam lafazh lain: melaknat) mencabut bulu dahi, mengikir gigi, menyambung rambut, dan mencacah (mentato) kecuali karena sakit”.
(HSR. al-Bukhari (No. 4886), Muslim (No. 2125 (120)), Ahmad (No. 3945), tahqiq Ahmad Syakir, Abu Dawud (No. 4169), Ibnu Baththah Fil Ibaanah (I/ 236 No. 68), dan al- Ajurri dalam asy- Syari’ah (I/ 420- 422) No. 103- 104, dan ini adalah lafazh Ahmad). #bbm-T#

Minggu, 12 Mei 2013

DO'A MEMOHON KEPADA ALLAH AGAR ILMU KITA BERMANFAAT:

Dari Ummu Salamah Radhiallaahu ‘anha, Bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam tatkala usai salam dari sholat shubuh membaca do’a:
ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA ‘ILMAN NAAFI’AA WA RIZQON THOYYIBAA WA ‘AMALAN MUTAQOBBALAA ‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima’ (HR. Ibnu Majah 925, Ahmad 57/ 393, dishahihkan oleh Syaikh al-Albaniy dalam Shahih Sunan Ibnu Majah 1/ 152)
MAKNA DO’A: 1. ‘Ilman Naafi’aa yakni ilmu yang bermanfaat bagiku dan bisa memberikan manfaat kepada orang lain. 2. Wa Rizqon Thoyyibaa yakni rezeki yang halal 3. Wa ‘Amalan Mutaqobbalaa yakni amalan yang diterima di sisi-Mu, sehingga Engkau memberikan pahala kepadaku dengan pahala yang banyak. (Syarah Hisnul Muslim) BEBERAPA FAEDAH:
Imam Ibnu Rajab al- Hambali Rahimahullah berkata: ‘ILMU YANG BERMANFAAT ADALAH ILMU YANG MASUK DAN MENETAP KE DALAM RELUNG HATI MANUSIA, YANG KEMUDIAN MELAHIRKAN RASA TENANG, TAKUT, TUNDUK, MERENDAHKAN DAN MENGAKUI KELEMAHAN DIRI DI HADAPAN ALLAH’. (al-Khusyuu’ Fish Sholaah 16)
Semoga Allah meridhoi dan merahmati shahabat yang mulia,
Abdullah bin Mas’ud Radhiallaahu ‘anhu, yang berkata: ‘BUKANLAH ILMU ITU HANYA DENGAN BANYAK MENGHAFAL HADITS, AKAN TETAPI ILMU IALAH (YANG BERMANFAAT DAN MENIMBULKAN) BESARNYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH’. (Tafsir Ibnu Katsir 3/ 729) #bbm-T#

Minggu, 05 Mei 2013

Satu Waktu yang Utama di Hari Jum'at

Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Di hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seorang muslim melakukan sholat di dalamnya, dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan”. Lalu beliau Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam memberi isyarat dengan tangannya, yang menunjukkan sedikitnya waktu itu”. (HR. al-Bukhari No. 9300, dan Muslim No. 852).
Waktu itu batasnya adalah sampai dengan ‘Ashar dan inilah pendapat jumhur ulama yang dikuatkan oleh Ibnul Qayyim dalam Kitabnya, Zaadul Ma’aad Fii Hadyi Khairil ‘Ibaad I/ 389,- 394, berdasarkan hadits Jabir bin ‘Abdillah Radhiallaahu 'Anhu, dari Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda,
“Hari Jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu- waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka carilah di akhir waktu tersebut, yaitu setelah ‘Ashar”. (HR. Abu Dawud No. 1048, an- Nasa-i dalam Sunannya, III/ 99-100, dan al- Hakim dalam al- Mustadrak, I/ 279). #sms-T#

Keutamaan Mengajak Kepada Petunjuk Kebaikan

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu 'Anhu bahwasanya Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, niscaya ia akan mendapat pahala sebagaimana orang yang mengikutinya tanpa dikurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, niscaya ia akan mendapat dosa sebagaimana orang yang mengikutinya tanpa dikurangi dosa mereka sedikitpun”.
Shahiih, Diriwayatkan oleh Muslim (No. 2674), Ibnu Majah (No. 194), at- Tirmidzi (No. 2674), ad- Darimi (No. I/ 31), Ahmad (No. II/ 397), al- Baghawi dalam Syarhus Sunnah No. I/ 232, al- Haitsami dalam Majma’ az- Zawaaid (No. I/ 168), an- Nawawi dalam al- Adzkar (No. 278), al- Mundziri dalam at- Targhiib (No. I/ 120), dan at- Tibriizi dalam al- Misykaah (No. 158). #BBM-T#

Sabtu, 27 April 2013

KEUTAMAAN MENCARI NEGERI AKHIRAT

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam mendo’akan orang- orang yang mendengar sabda beliau dan memahaminya dengan keindahan dan berserinya wajah. Beliau Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam bersabda,
“Semoga Allah memberikan cahaya pada wajah orang yang mendengarkan sebuah hadits dari kami, lalu menghafalkannya dan menyampaikannya kepada orang lain. Banyak orang yang membawa fiqih namun ia tidak memahami. Dan banyak orang yang menerangkan fiqih kepada orang yang lebih faham darinya.
Ada tiga hal yang dengannya hati sorang muslim akan bersih (dari khianat, dengki, dan keburukan), yaitu melaksanakan sesuatu dengan ikhlas karena Allah, menasehati ulil amri (penguasa), dan berpegang teguh pada jama’ah kaum muslimin, karena do’a mereka meliputi dari belakang mereka”. Beliau bersabda, “Barangsiapa yang keinginannya adalah negeri Akhirat, Allah akan mengumpulkan kekuatannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. Namun barangsiapa yang niatnya mencari dunia, Allah akan mencerai-beraikan urusan dunianya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia mendapat dunianya hanya menurut apa yang telah ditetapkan baginya”.
(Hadits Shahih, Diriwayatkan oleh Ahmad (V/ 183), ad- Darimi (I/ 75), Ibnu Hibban (no. 72, 73- Mawaarid), dan Ibnu ‘Abdil Barr dalam Jaami’ Bayaanil ‘ilmi Wa Fadhlihi (I/ 175- 176, no. 184), lafazh ini milik Ahmad, dari ‘Abdurrahman bin Aban bin ‘Utsman dari bapaknya, dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu 'Anhum. Lihat al- ‘ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu (hal. 70- 74) dan Silsilah al- Ahaadiits ash- Shahiihah (no. 404)). #sms-T#

Minggu, 14 April 2013

Masuk Surga Tanpa Hisab

Dari ‘Imran bin Husain bahwa Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Ada tujuh puluh ribu dari ummatku yang akan masuk Surga tanpa dihisab”. Para Shahabat bertanya, “Sipakah mereka, Wahai Rasulullah?”, Rasululloh Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menjawab: “Mereka adalah orang yang tidak meminta diruqyah, tidak percaya kepada ramalan, tidak meminta untuk diobati dengan besi panas, dan hanya kepada Rabb-lah mereka bertawakkal”.
HR. Muslim dengan lafadz ini dalam Shahiih Muslim I/ 198, No. 218 #sms-T#

Wasiat Taqwa kepada ALLAH 'AZZA WA JALLA

Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu pernah menulis SUrat untuk Putranya yakni Abdullah bin 'Umar Radhiyallahu 'anhuma,
"Sungguh, siapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan melindunginya. Siapa yang bertawakkal kepada-Nya, Allah akan mencukupinya. Siapa yang berniaga dengan-Nya (mengorbankan kehidupan dunianya untuk Allah), Allah akan membalasnya.
Siapa yang bersyukur kepada-Nya, Allah pasti akan menambah nikmat-Nya. Jadikanlah Takwa sebagai Sandaran amalanmu. Jadikanlah Takwa sebagai Kilauan Qalbumu". (Tarikh Dimasyq, Ibnu Asakir Rahimahullah) #sms-T#

Selasa, 09 April 2013

Bersabarlah Wahai Para Suami

Bersabarlah Wahai Para suami !!!, Suami Yang Baik Itu Adalah Suami Banyak Ngalahnya. Setujukah ?!
Al-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah berkata : قَالَ مُعَاوِيَةُ : يَغْلِبْنَ الْكِرَامَ وَيَغْلِبُهُنَّ اللِّئَامُ Sahabat Mu'aawiyah (radhiallahu 'anhu) berkata : "Mereka para wanita mengalahkan para suami yang mulia, dan mereka dikuasai oleh para suami yang buruk" (Fathul Baari 9/265)
Sungguh wanita adalah makhluk yang lembut dan sangat butuh dengan kelembutan. Hatinya bisa tertawan dengan kelembutan, dan bukanlah dengan kekerasan seorang suami.
Seorang wanita yang bertekuk lutut dihadapan seorang suami karena kerasnya sang suami bukan berarti menunjukan sang suami itu hebat dan berakhlak mulia, Karena jikalau hanya menundukkan dengan kekerasan maka orang jalanan, preman, dan petinjupun bisa, dan mampu untuk melakukannya.
Akan tetapi suami yang bisa menawan hati istrinya dengan kelembutan, pribadi yang santun, akhlak yang mulia, dan penyayang meskipun sering mengalah dan bersabar dengan sikap-sikap istrinya, itulah suami yang hebat dan mulia Kesabaran para suamipun akan di uji Allah melewati para istrinya, oleh karena itu bersabarlah wahai para suami yang berjiwa hanif dan mulia !!! Sungguh akhlak yang sedemikianlah yang diharapkan oleh pendamping hidupmu dan pendidik serta pengurus anak dan rumah tanggamu Madinah, Senin (08/04/13) Sumber : https://www.facebook.com/afzafajri.khatamimasyhadi

Minggu, 07 April 2013

Ikhlas Hanya mengharapkan Ridho Ilahi Robbi

Cerita Singkat Penuh Makna :) [Tentang IKHLAS hanya kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala] Cerita singkat yg penuh makna.. :) ﺍﺗﺼﻠﺖ ﻓﺘﺎﺓ ﺗﺮﻭﻱ ﻷﺣﺪ ﺍﻟﺸﻴﻮﺥ ﻋﻦﻣﺸﻜﻠﺘﻬﺎ Seorang gadis menelpon kpd salah seorang syaikh utk menceritakan masalahnya..
ﻗﺎﻟﺖ ﻟﻪ :ﺃﻧﺎ ﺃﺣﺐ ﺇﺑﻦ ﻋﻤﻲ ﺟﺪﺍ ﻭﻣﻜﺜﺖ ﺃﺭﺑﻊﺳﻨﻮﺍﺕ ﺃﺻﻮﻡ ﻭﺃﺻﻠﻲ ﻭﺃﺟﺘﻬﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓﻭﺃﺩﻋﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺻﻼﺗﻲ ﺃﻥ ﻳﺄﺗﻲ ﻟﺨﻄﺒﺘﻲﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﺳﻤﻌﺖ ﻣﻦ ﺃﺑﻲ ﺃﻧﻪ ﻗﺪ ﺧﻄﺐﻏﻴﺮﻱ ﻓﺘﺮﻛﺖ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺼﻴﺎﻡ ﻭﻛﺮﻫﺖ ﺣﺎﻟﻲﻭﻭﺿﻌﻲ ﻭﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﻦ ﺣﻮﻟﻲﻭﺃﺭﻳﺪﻙ ﻳﺎ ﺷﻴﺦ ﺃﻥ ﺗﻘﻮﻝ ﻟﻲ ﺣﻼ ﺃﻏﻴﺮ ﺑﻪﻧﻔﺴﻲ
Ia berkata: Aku mencintai sepupuku, aku menunggunya selama 4 tahun, aku berpuasa, sholat, dan bersungguh-sungguh dalam beribadah..aku selalu berdo'a kpd Allah agar ia datang untuk melamarku... Hingga suatu saat aku mendengar berita dari ayahku bahwasannya sepupuku telah melamar orang lain... Maka aku pun meninggalkan sholat, puasa, aku benci keadaanku dan orang-orang di sekitarku... Aku ingin agar anda menasehatiku dgn suatu hal yg dengannya aku bisa merubah diriku ini...
ﻓﺮﺩ ﻋﻠﻴﻬﺄ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺭﺩﺍ ﺻﻐﻴﺮﺍ ﻟﻜﻨﻪ ﻗﻮﻱﺍﻟﻤﻌﺎﻧﻲ Syaikh menjawabnya dgn jawaban yg sederhana namun sangat kuat maknanya...
ﻗﺎﻝ ﻟﻬﺎ ﺍﻟﺸﻴﺦ :ﺇﻓﺘﺤﻲ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻋﻠﻰ ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻟﺤﺞ ﺳﺘﺠﺪﻳﻦﺣﻼ ﻟﻤﺸﻜﻠﺘﻚﺍﻵﻳﺔ ﺗﻘﻮﻝ "ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﻦ ﻳﻌﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪﻋﻠﻰ ﺣﺮﻑ ﻓﺈﻥ ﺃﺻﺎﺑﻪ ﺧﻴﺮ ﺇﻃﻤﺄﻥ ﺑﻪ ﻭﺇﻥﺃﺻﺎﺑﺘﻪ ﻓﺘﻨﺔ ﺇﻧﻘﻠﺐ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻬﻪ ﺧﺴﺮ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎﻭﺍﻵﺧﺮﺓ ﺫﻟﻚ ﻫﻮ ﺍﻟﺨﺴﺮﺍﻥ ﺍﻟﻤﺒﻴﻦ "ﺻﺪﻕ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ
Syaikh berkata kepadanya:
Bukalah qur'anmu di surat al-Hajj, kamu akan menemukan ayat yg membahas ttg perkaramu ini, ayat itu berbunyi: "Dan diantara manusia ada yg menyembah Allah dgn berada di tepian (tidak dlm keadaan yakin dan ikhlas), maka JIKA IA MEMPEROLEH KEBAJIKAN akan tetaplah ia dalam keadaan tsb, dan JIKA IA DITIMPA OLEH SUATU BENCANA, berbaliklah ia ke belakang (kembali kafir lg), RUGILAH IA DI DUNIA DAN DI AKHIRAT.. Yg demikian adalah kerugian yg amat nyata...
Kuncinya adalah dalam kata "al-Harf" td, apakah slama ini kita menyembah Allah dlm keraguan ataukah ikhlas untuk-Nya..??? Jka kita beribadah hanya karena ingin Allah mengabulkan keinginan kita, maka akan lunturlah semangat ibadah ktika menerima keputusan Allah yg di luar harapan kita, namun jka kita beribadah dgn penuh keikhlasan kpada-Nya, maka akan ridho'lah hati ini dgn sgala keputusan yang telah ditentukan oleh-Nya... :) Smoga bsa menjadi bahan pembenahan diri bagi kita semua...
~Muhammad Faizar~ Minyyah Samanud,ad-Daqahliyyah, Mesir,30 Maret 2013

Kabar Gembira Bagi Orang Tua yang Memiliki Anak yang Shalih.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam bersabda,
"Sungguh seseorang akan diangkat derajatnya di Surga, dia mengatakan, 'Dari mana ini?' Kemudian dikatakan kepadanya, 'Ini adalah disebabkan Istighfar anakmu yang Shalih'. (HR.Ibnu Majah: 3638 dll. Lihat Shahiih al-Jami' 1618) #sms-T#

Sabtu, 16 Maret 2013

Niat merupakan penentu keshahihan amal.

Bab IKHLAS: Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya setiap amalan disertai dengan niat. Setiap orang hanya akan mendapatkan balasan tergantung pada niatnya.."(HR. Bukhari no.1) Niat merupakan penentu keshahihan amal. Apabila niatnya baik & benar maka amal menjadi baik. Apabila niatnya jelek, amalnya pun menjadi jelek. Syarh Arbain li an-Nawawi, ad-Durrah as-Salafiyah, hal. 26)#sms-T alfurqon#

Seorang Wanita yang mengenakan Busana Muslimah yang Syar'i

"Seorang wanita yang mengenakan busana muslimah yang syar'i, maka senantiasa akan dinilai ibadah oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di manapun dia berada dan dalam keadaan apapun, karena itu adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Semua perintah Allah jika dijalankan pasti membawa pahala" (dinukil dari majalah adz-dzakhiirah al-Islamiyyah hal.5) #sms-T#

Minggu, 03 Maret 2013

Rizqy bagi Orang- orang yang Beriman

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Dan apabila penduduk sebuah kampung beriman dan bertaqwa, Kami (Tuhan) akan bukakan ke atas mereka berkat dari langit dan bumi." (Surah Al A'raf ayat 96)
Taqwa adalah resepi kepada kejayaan dan kemenangan suatu masyarakat atau umat secara keseluruhannya. Gaza dikepung daripada segenap penjuru darat, laut dan udara. Mereka tidak dibenarkan turun ke laut melainkan sejauh 3 batu nautika daripada perairan Gaza yang juga telah dikepung oleh tentera laut Israel. Namun berkat ketabahan dan ketaqwaan, Allah datangkan ikan-ikan yang besar dan sihat masuk ke perairan Gaza sebagai sumber rezeki para nelayan dan penduduk bumi yang diberkati ini.
Firman Allah yang bermaksud: "Dan apabila penduduk sebuah kampung beriman dan bertaqwa, Kami (Tuhan) akan bukakan ke atas mereka berkat dari langit dan bumi." (Surah Al A'raf ayat 96)
Baca lagi di : Dr Zainur Rashid Zainuddin

Sabtu, 23 Februari 2013

Saling Mengingatkan Dalam Kebaikan

[Permata Salaf] Yusuf bin al-Husain Rahimahullah menyampaikan, "Aku pernah mendengar Dzun Nun al- Mishri Rahimahullah mengatakan,
"Dahulu para 'ulama saling memberikan nasehat dengan Saling mengirimkan Surat tentang 3 (tiga) hal. Mereka menyampaikan, (1) Siapa yang membaguskan keadaan bathinnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan membaguskan keadaan lahiriyahnya, (2) Siapa yang memperbaiki hubungannya dengan Allah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memperbaiki hubungannya dengan orang lain, (3) Siapa yang memperbaiki perkara Akhiratnya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan membaguskan Urusan Dunianya. [Siyaar A'lamin Nubala' oleh Imam adz- Dzahabi] #sms-T#

Sabtu, 02 Februari 2013

BANYAK CARA MEMBANGUN RUMAH DI SURGA

Betapa banyak manusia yang berusaha bersusah payah untuk membangun Sebuah Rumah di Dunia ini Sehingga dia menghabiskan banyak Harta, Tenaga, Pikiran dan Waktu yang tidak pernah terbetik dalam Pikirannya.
Bahkan terkadang Seseorang Rela merendahkan diri kepada Orang lain ketika berhutang atau meminta. Kemudian akhirnya dia Sadar bahwa ini semua hanyalah sementara, dan akan segera binasa. Bisa jadi rumah yang telah dia bangun seketika hancur, roboh, rusak karena suatu Sebab. Atau seandainya pun tidak demikian, maka dia sendiri yang mengalami kematian.
Adapun Seorang mukmin, maka dia memiliki jiwa yang tinggi dan sangat merindu untuk memiliki sebuah rumah atau istana di dalam SURGA.
Rumah- rumah dan istana- istana dalam Surga tentu tidak sama dengan rumah atau istana yang ada di Dunia. Rasulullah Shallallaahu 'alahi Wa Sallam telah menggambarkan keadaan Rumah di Surga dengan Sebuah gambaran yang sangat- sangat Istimewa. Ketika ditanya tentang bangunan di Surga, Rasulullah Shallallaahu 'alahi Wa Sallam bersabda, “Batu bata dari perak dan batu bata dari Emas, perekatnya berupa misk yang sangat tajam harumnya, kerikilnya berupa permata dan mutiara, dan pasirnya berupa za’faran. Barangsiapa masuk ke dalamnya tidak akan berputus asa, abadi tidak akan mati, pakaiannya tidak akan lusuh, dan terus dalam usia muda”. (HR. Ahmad dan At- Tirmidzi , Lihat Shahiih al- Jaami’ No. 3116).
Alangkah indahnya Bangunan di Surga, Keindahan yang tidak ada bandingannya di dunia ini, bahkan keindahan yang tidak akan pernah terbetik oleh hati manusia. Untuk memiliki rumah- rumah dengan bangunan nan indah ini, kita bisa mengusahakannya dengan beberapa amalan yang telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alahi Wa Sallam dalam beberapa haditsnya Sebagai berikut:
1. [MEMBANGUN MASJID DENGAN IKHLAS] Rasulullah Shallallaahu 'alahi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa membangun Sebuah masjid Karena Allah, niscaya Allah akan Bangunkan yang Semisalnya untuknya di Surga” . (Muttafaqun ‘Alaih).
2. [MEMBACA SURAT AL- IKHLAS] Rasulullah Shallallaahu 'alahi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa membaca Surat “Qul Huqallaahu Ahad” Sepuluh kali, Niscaya Allah akan bangunkan untuknya Sebuah Istana di Surga” (Shahih, HR. Ahmad. Lihat Shahiihul Jaami’ No. 6472)
3. [MEMUJI ALLAH DAN MENGUCAP ISTIRJA’ KETIKA DITIMPA MUSIBAH BERUPA KEMATIAN SEORANG ANAK] Rasulullah Shallallaahu 'alahi Wa Sallam bersabda,
“Jika Anak Seorang Hamba meninggal dunia, maka Allah berfirman kepada para Malaikat, “Apakah kamu telah mengambil nyawa anak hamba-Ku?” maka para Malaikat berkata, “Ya”. Allah berfirman, “Kamu telah mengambil buah hatinya?” Para Malaikat menjawab, “Ya”. Allah berfirman, “Apa yang diucapkan hamba-Ku?” Para Malaikat berkata, “dia memuji-Mu dan mengucapkan Istirja’. Maka Allah berfirman, “Bangunkanlah untuk hamba- Ku itu sebuah Rumah di Surga dan Namakan dengan Rumah Al-Hamdu (Pujian)”. (Diriwayatkan oleh At- Tirmidzi, Lihat Shahiih al- Jaami’ No. 795)
Yang dimaksud dengan Istirja’ adalah Ucapan
إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
“Sesungguhnya kita adalah milik Allah, dan Sungguh hanya kepada- Nya kita kembali”
4. [MERUTINKAN SHALAT- SHALAT SUNNAH RAWATIB] Dari Ummu Habibah Radhiyallahu 'anha Istri Nabi Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam dia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alahi Wa Sallam bersabda,
“Tidaklah seorang muslim Sholat Sunnah, bukan Wajib, setiap harinya sejumlah 12 Roka’at karena Allah, melainkan dibangunkan untuknya sebuah rumah di SURGA”. (HR. Muslim) Dua Belas Roka’at yang dimaksud adalah: (1) 4 Roka’at Sebelum Dzuhur, (2) 2 Rokaat Dzuhur, (3) 2 Roka’at Setelah Maghrib, (4) 2 Roka’at Setelah Isya’ , dan (5) 2 Roka’at Sebelum Shubuh, Sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Aisyah Radhiyallahu 'anha yang Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan diShahiihkan oleh Syaikh al- Albani Rahimahullaah.
5. [BERAKHLAK MULIA, TIDAK BERDEBAT MESKI DALAM POSISI YANG BENAR, TIDAK BERDUSTA MESKI HANYA BERCANDA] Hal ini telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alahi Wa Sallam dalam Sabdanya,
“Aku menjamin Sebuah rumah di Pelataran Surga bagi Siapa Saja yang meninggalkan perdebatan meskipun dia dalam posisi yang benar. Aku menjamin sebuah rumah di tengah Surga bagi Siapa Saja yang meninggalkan Ucapan Dusta meski dalam Canda. Dan aku menjamin sebuah rumah di tempat tertinggi Surga bagi Siapa Saja yang Membaguskan Akhlaknya”. (Riwayat Abu Dawud. Lihat Silsilah Ash- Shahiihah No. 273).
Dan masih banyak lagi Selainnya. Itulah beberapa amalan yang bisa kita amalkan untuk membangun rumah- rumah di dalam Surga. Dan Hanya Allah Sajalah yang memberikan Taufik- Nya kepada kita. Semoga Allah memudahkan kita untuk mengamalkannya. Wallahu a’lam.
Sumber: “Banyak Cara membangun Rumah Di Surga” .Majalah Sakinah. Rubrik Surga & Neraka .Hal 50- 51. Volume 11 No. 10. 15 Januari – 15 Februari 2013

Jumat, 11 Januari 2013

Larangan Mencela Shahabat Nabi Shallallahu 'alaihi Wa Sallam

Imam Abu Zur'ah Ar- Razi Rahimahullah mengatakan,
"Apabila engkau melihat seseorang mencela seorang Shahabat Nabi Shallallahu 'alaihi Wa Sallam, maka ketahuilah bahwa dia adalah Zindiq. Sebab bagi kami, Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam adalah Benar, Al- Qur'an adalah Benar. Sedangkan yang menyampaikan Al- Qur'an dan Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi Wa Sallam kepada kita adalah para Shahabat Radhiallahu 'anhum. Sementara yang mereka inginkan dengan mencela Shahabat Radhiallahu 'anhum tidak lain hanyalah untuk mencela para Saksi kita, Sehingga mereka dapat menyatakan bathilnya Al- Qur'an dan Sunnah. Padahal Celaan lebih Pantas ditujukan kepada para pencela Shahabat itu, Sebab mereka adalah orang- orang zindiq"
(Tahdziibul Kamal fii Asmaa-ir Rijaal karya Imam al- Mizzi (654- 742H) Tahqiq Dr. Basysyar 'Awwad Ma'ruf. Cet I /1422H/ juz IX/96. Mu'assasah ar-Risalah) #sms-T#