Selasa, 23 Oktober 2012

Kisah Seorang Wanita Beserta Ibunya

Kisah Seorang Wanita Beserta Ibunya Dari Yahya bin Katsir dia berkata, “Suatu ketika Abu Musa al- Asy’ari dan Abu Amir datang menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam untuk berbaiat kepada beliau dan masuk Islam. Ketika itu beliau Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam bertanya,
“Apa yang kamu lakukan terhadap istrimu yang kamu tuduh demikian dan demikian?”
Keduanya menjawab,
“Dia kami tinggalkan pada keluarganya”
Beliau menjawab,
“Sesungguhnya mereka telah diampuni”
Mereka menjawab,
“Mengapa, Wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab,
“Karena dia berbuat baik kepada Ibunya”
Kemudian beliau Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam berkata melanjutkan,
“Dia memiliki seorang ibu yang sangat tua. Suatu ketika ada seseorang yang berseru, “Wahai manusia, ada musuh yang hendak memporak- porandakan kalian..!” . Lalu dia menggendong ibunya yang telah tua itu. Bila ia lelah, dia turunkan ibunya, kemudian dia pindah ke depan. Digendonglah ibunya dari arah depan. Dia taruh telapak kaki ibunya di atas kakinya untuk menghindarkan ibunya dari sengatan panas. Begitu terus sehingga akhirnya dia Selamat dari Sergapan musuh”. (Hadits ini diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dalam kitab al- Mushannaf –nya).
Berbakti kepada kedua orang tua memiliki keutamaan dan pahala yang besar di Sisi Allah Subhaanahu Wa Ta'ala, dan merupakan Salah Satu amal perbuatan yang paling utama. Allah Ta'ala berfirman,
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah Semakin lemah dan menyapihnya setelah berumur dua tahun. Bersyukurlah kepada- Ku dan kepada kedua orang tuamu” .(QS. Luqman: 14)
Shahabat Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu 'Anhu berkata,
“Aku bertanya kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam, “Amal Apakah yang paling utama?” Nabi Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam menjawab, “Shalat pada waktunya” (dalam riwayat lain disebutkan, “Shalat di awal waktunya" ). Ia berkata, “Aku bertanya, “Kemudian apa?’ Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua Orang tua”. Ia berkata, “Aku bertanya, Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Jihad di Jalan Allah”’. (Shahiih, HR. al- Bukhari (no. 527), Muslim (no. 85), an- Nasa-I (I/ 292- 293), at- Tirmidzi (no. 173), dan Ahmad (I/ 409- 410, 439 dan 451), dan lafazh ini milik Muslim).
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wa Sallam bersabda,
“Celakalah, Celakalah, dan Sekali lagi Celakalah!” Lalu ada yang bertanya. “Siapa wahai Rasulullah?” Rasulullah berkata, “Orang yang mendapati kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau kedua- duanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk Surga (karena sikapnya kepada kedua orang tuanya itu)”. (Shahiih, HR. Muslim (no. 2551) dan Ahmad (II/ 254, 346). Wallahu a’lam.
Semoga kita semua dimudahkan oleh Allah Subhaanahu Wa Ta'ala untuk menjadi anak2 yang berbakti kepada kedua orang tua kita. Aamiin. Sumber : ‘Kisah- kisah teladan Bakti Anak kepada Ibu Bapak’ Hal. 56- 57. Syaikh Ibrahim bin Abdullah Musa al Hazimi. Media Hidayah. & ‘Birrul Walidain: Berbakti kepada Kedua Orang tua”. Hal. 42, 54. Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Pustaka at- Taqwa. #bbm- T#

Tidak ada komentar: