Kamis, 15 Januari 2009

KEHANCURAN KAUM TSAMUD [1]

‘Si Unta Mukjizat’ yang menjadi tanda dan bukti nyata akan kebenaran kerasulan Nabi Sholihalaihissalam benar-benar telah terbunuh olah tangan-tangan kaum Tsamud yang durhaka. Tubuh yang panjang itu telah tersayat dan terpotong-potong oleh kebengisan pedang-pedang mereka.

Setelah puas melakukan perbuatan sadis itu, mereka menantang Nabi Sholih ‘alaihissalam agar apa yang diancamkan oleh Allah ta’ala kepada mereka berupa adzab sebab pembunuhan unta itu segera didatangkan. Perkataan mereka ini telah diabadikan dalam al-qur’an :

“Maka mereka menyembelih unta itu dan mereka telah menyelisihi perintah Rabb mereka. Mereka berkata, “Wahai Sholih, datangkanlah kepada kami apa yang kamu ancamkan kepada kami (adzab) jika kamu termasuk orang-orang yang diutus”.
(QS. Al-A’rof [7]: 77).

Saat diberi kabar tentang kematian unta itu, Nabi Sholih ‘alaihissalam bergegas pergi ke tempat kejadian. Beliau menangis ketika melihat bangkai unta telah terkapar tak berdaya. Beliau sedih kenapa kaumnya begitu tega dan berani melanggar wahyu Allah ta’ala tersebut. Tak takutkah mereka akan kepedihan adzab Allah ta’ala yang diancamkan kepada mereka?!

Maka, atas wahyu dari Allah ta’ala, Nabi Sholih ‘alaihissalam memberikan tempo kepada kaum Tsamud selama tiga hari dari hari penyembelihan unta, yakni hari Rabu. Hal ini sesuai dengan jumlah teriakan anak unta itu, yaitu sebanyak tiga kali juga, ketika lari ke gunung untuk menyelamatkan diri. Firman Allah ta’ala :

“Maka kaum Tsamud menyembelih unta itu, lalu Nabi Sholih berkata pada mereka, ‘Bersenang-senanglah kalian selama tiga hari. Itu adalah suatu janji ancaman yang tidak dusta’”.
(QS. Hud [11]: 65).

Menanggapi ancaman Nabi Sholih ‘alaihissalam itu, kaum Tsamud malah mencemooh dan mendustakannya, bahkan di sore harinya mereka berencana membunuh Nabi Sholih beserta keluarganya. Menurut mereka, jika Nabi Sholih memang benar-benar berada di atas kebenaran, biarlah dia mati sebelum adzab menimpa mereka. Namun jika ia seorang pendusta, biarlah menyusul kematian untanya. Mereka pun berencana bila berhasil membunuh Nabi Sholih ‘alaihissalam, mereka akan mengingkari pembunuhan tersebut bila ahli warisnya menuntut. Begitulah keinginan keji mereka.

Akan tetapi Allah ta’ala berkehendak lain. Ketika sebagian rombongan kaum Tsamud bergerak menuju rumah Nabi Sholih ‘alaihissalam untuk membunuhnya, Allah ta’ala mengirim batu untuk menghadang perjalanan mereka. Batu itu menimpa mereka dan memecahkan kepala-kepala mereka. Mereka pun tewas seketika mendahului kaum Tsamud yang lainnya.

to be continued...