Selasa, 17 Februari 2009

NABI MUHAMMAD SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WASALLAM MENYEMBUHKAN ORANG SAKIT [2-End]

Dalam kejadian lain, Yazid bin Abu Ubaid berkata : “Saya melihat bekas pukulan di betis Salamah, lalu saya berkata kepadanya, ‘Wahai Abu Muslim, ini bekas pukulan apa?’ Ia menjawab : “Ini bekas pukulan yang menimpaku di peperangan Khaibar’, maka orang-orang berkata : “Salamah telah terluka”, lalu aku mendatangi Rasulullah, maka beliau meludahi padanya 3 kali lalu akupun tidak pernah merasakan sakit sampai sekarang”. (HR. Bukhari no. 4206).

Dalam kitab al-Maghazi, bab perang Khaibar.




Sesungguhnya orang-orang melihat betis Salamah berlumuran darah, akan tetapi mereka melihatnya tidak merasakan sakit dan nyeri atas berkah dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam dengan meludahi lukanya. Sungguh, banyak orang tidak akan mampu berkata di hadapan mu’jizat yang hebat melainkan mereka akan bersaksi dengan kenabian Rasulullah dan risalahnya, yang seperti itu tidak akan mampu dilakukan oleh manusia. Maka sesungguhnya ini merupakan bukti atas kenabian Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam.

Di dalam peristiwa lain, Rasulullah mengutus ‘Abdullah bin Atiq dan sekelompok orang dari kalangan Anshar untuk membunuh Salam bin Abu Huqaiq. Tatkala ia hendak pulang, di perjalanan ia terjatuh dan betisnya retak, kemudian ia membalut dengan sorbannya, lalu menceritakan : “Saya menemui Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau bersabda “Hamparkanlah kakimu”, kemudian aku menghamparkan kakiku, lalu beliau mengusapnya. “Sungguh, aku tidak merasakan sakit sedikitpun”. (Dari Bara’ bin Aziib. HR. Bukhari, no. 4039 dalam kitab Maghazi, bab : Qatlu Abi Rafi’ ‘Abdullah bin Abi Huqaiq wa Yuqal Salam bin Abi Huqaiq).

Kejadian-kejadian ini disaksikan oleh para shahabat dan berlangsung berkali-kali. Buraidah Radhiyalllahu ‘anhu berkata, “Sungguh, Rasulullah meludahi kaki ‘Amr bin Mu’adz tatkala kakinya patah, lalu sembuh”. (HR. Ibnu Hibban no. 2146, dishahihkan oleh Syaikh al-Albaniy dalam ash-Shaahihah, no.2940).

____________________________________________________________________________________
Sumber :
Asy-Syifa’ bi Ta’riifil Huquuqil-Musthofa, Karya Qadhi Iyadh, dan kitab-kitab lainnya.

Tidak ada komentar: