Selasa, 17 Februari 2009

NABI MUHAMMAD SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WASALLAM MENYEMBUHKAN ORANG SAKIT [1]

NABI MUHAMMAD SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WASALLAM MENYEMBUHKAN ORANG SAKIT

Allah Ta’ala memberikan kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bukti kenabiannya. Yaitu, beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam menyembuhkan orang sakit. Ini terjadi tatkala menyembuhkan sebahagian para Shahabatnya.

Disebutkan dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallaahu ‘anhu, bahwa ia telah mendengar Rasulullah bersabda saat hari peperangan Khaibar :
“Sesungguhnya, Saya akan menyerahkan bendera ini besok hari kepada seseorang yang mencintai Allah serta Rasul-Nya, dan dicintai Allah serta Rasul-Nya; yang di tangannya, Allah memberikan kemenangan”.



Maka semalam suntuk orang-orangpun memperbincangkan, siapakah diantara mereka yang akan diserahi bendera tersebut. Pagi harinya, mereka mendatangi Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam. Masing-masing berharap untuk diserahi bendera tersbut. Lalu Rasulullah bersabda : “Di manakah Ali bin Abi Thalib?”. Mereka menjawab : “Dia sakit kedua belah matanya”. Mereka pun mengutus seseorang kepadanya dan didatangkanlah ia, lantas Rasulullah meludahi kedua belah matanya dan berdo’a untuknya; seketika itu ia sembuh, seakan-akan tidak pernah terkena penyakit, lalu beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam menyerahkan bendera itu. (HR. Bukhari dari Sahl bin Sa’ad no. 3701 dan Muslim dari Salamah bin al-Akwa no. 2407).

Dalam riwayat Ibnu Majah, bahwasanya beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam meludahi kedua belah matanya dan bersabda : “Ya Allah, hilangkanlah darinya panas dan dingin”. Ali Radhiyallaahu ‘anhu berkata, ‘Aku tidak mendapatkan rasa panas dan dingin setelahnya’, dan para shahabat beliau melihatnya mengenakan pakaian musim panas saat musim dingin dan pakaian musim dingin saat musim panas. (HR. Ibnu Majah no. 117, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah no. 114).

Imam asy-Syaukani Rahimahullah berkata : “Dalam hadits ini terdapat mukjizat yang nyata atas kebenaran risalah beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam”. (Nailul Authar, 8/55).

To be continued...

Tidak ada komentar: