Selasa, 31 Agustus 2010

LAILATUR QODAR [3]End

LAILATUR QODAR [3]End

Kedua, Kesalahan dalam perbuatan dan tingkah laku:
Kesalahan – kesalahan yang dilakukan sebagian orang pada Lailatul Qodar itu banyak sekali. Hampir tidak ada yang selamat , kecuali dijaga oleh Alloh. Di antara kesalahan- kesalahan tersebut:

1. Mencari- cari dan mengamati keberadaannya sehingga sibuk mengintai tanda- tanda Lailatul Qodar, sementara ibadah dan ketaatan terlalaikan.

Kita lihat di antara mereka ada yang sholat, banyak sekali mereka yang lupa membaca Al-Qur’an, dzikir, dan lupa mencari ilmu karena urusan ini. Anda dapati salah seorang yang shalih di antara mereka- menjelang terbitnya matahari- ia memperhatikan matahari, apakah siangnya terik atau tidak? Seharusnya orang- orang ini memperhatikan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:

“Semoga (dengan dirahasiakannya waktu Lailatul Qodar ) menjadi lebih baik bagi kalian”.

Dalam hadits ini terdapat isyarat bahwa malam itu tetap dirahasiakan.

Para ahli ilmu berkata, menarik kesimpulan dari sabda Nabi bahwa dirahasiakannya waktu Lailatul Qodar itu lebih utama.: “Hikmahnya adalah agar seorang hamba senantiasa bersungguh- sungguh dan memperbanyak amal pada tiap- tiap malam, dengan harapan agar bertepatan dengan Lailatul Qodar. Lain halnya jika Lailatul Qodar itu ditentukan, maka amal- amal itu hanya akan dilakukan pada satu malam itu saja, sehingga ia luput dari beribadah pada malam- malam lainnya, atau berkurang amalnya”.

Bahkan sebagian mereka menyimpulkan: Orang yang mengetahui (bahwa malam itu adalah) Lailatul Qodar, maka sebaiknya ia menyembuyikannya. Hal ini –berdasarkan dalil- bahwa Alloh pun telah mentakdirkan kepada Nabi- Nya untuk tidak memberitakan ketepatan waktunya. Padahal semua kebaikan terletak pada segala sesuatu yang telah ditakdirkan pada Nabi. Maka, disunnahkan untuk mengikuti beliau dalam hal ini, (yakni tidak memberitahukan tepatnya Lailatul Qodar tersebut).

Dari uraian tadi, dapat diketahui kekeliruan banyak orang yang giatnya mereka dalam sholat hanya dikhususkan pada malam ke dua puluh tujuh saja dengan memastikan atau seakan- akan memastikan, bahwa malam kedua puluh tujuh itulah malam Lailatul Qodar (!) kemudian mereka meninggalkan sholat dan tidak bersungguh- sungguh untuk berbuat taat pada malam- malam yang lainnya. Mereka menyangka bahwa hanya dengan menghidupkan malam kedua puluh tujuh ini maka mereka akan mendapatkan ganjaran ibadah lebih dari seribu bulan!!.



Kesalahan ini menjadikan banyak orang yang melampaui batas dalam berbuat ketaatan pada malam tersebut. Anda bisa lihat, sebagian dari mereka ada yang tidak tidur, bahkan mereka tidak bosan- bosannya sholat dengan memaksakan dirinya tidak tidur. Bahkan terkadang ada sebagian dari mereka yang memperlama berdiri dalam sholatnya, sambil berjuang keras melawan rasa kantuknya, Dan sungguh, kami pernah melihat sebagian dari mereka ada yang tidur ketika sujud!!.

Satu sisi, hal ini menyalahi petunjuk Rasululloh Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang memerintahkan kita untuk tidak melakukan ibadah seperti itu. Di sisi lain, memaksakan diri tersebut merupakan beban dan belenggu yang sebenarnya telah diangkat dari kita –dengan karunia dan Nikmat-Nya.

2. Sebagian kesalahan mereka pada malam ini (Lailatul Qodar ),yaitu sibuk mengatur acara seremonial.

Mereka sibuk berpidato, dan memberikan kata sambutan. Sebagian lagi disibukkan dengan lantunan nasyid- nasyid dan puisi, meninggalkan ketaatan dan mendekatkan diri kepada Alloh ta’ala. Anda saksikan, ada orang yang dengan semangatnya bekeliling ke masjid- masjid menyampaikan berita- berita aktual, serta bagaimana pemecahannya..! kegiatan itu membuat malam yang seharusnya digunakan sesuai dengan apa yang dimaksudkan syari’at, telah keluar dari keharusan yang semestinya.

3. Sebagian dari kesalahan mereka adalah melakukan ibadah yang dikhususkan han ya di malam itu saja. Seperti sholat yang dinamakan sholat Lailatul Qodar.

Sebagian lagi terus- menerus mengerjakan sholat tasbih berjamaah tanpa dalil, sebagian lagi melaksanakan sholat hifdzul Qur’an di malam itu- dengan sangkaan mengambil berkah malam itu padahal tidak ditetapkan dalam Syari’at.

Kesalahan- kesalahan dan kekeliruan yang berkaitan dengan Lailatul Qodar –yang terjadi pada banyak orang- sangat beragam dan banyak sekali. Seandainya kita hitung dan kita bahas, tentu akan menjadi pembicaraan yang panjang.
Apa yang kami kemukakan di sini, hanya secuil saja. Semoga bermanfaat bagi para penuntut ilmu, mereka yang meginginkan kebenaran dan para penliti amal- amal yang tepat sesuai dengan dalil. Wallohu A’lamu.

Sumber: ‘Panduan Praktis Puasa, I’tikaf, Lailatul Qodar, Zakat Fitrah, ‘Idul Fithri, ‘Idul Adh-ha & Kurban berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih: Kompilasi 4 Ulama: Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaza-iri, Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman, Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, DR. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani’. Hal. 51-54 Pustaka Ibnu Umar, Bogor



Tidak ada komentar: