Minggu, 21 November 2010

Jin dan Urusan Ghaib.

Jin dan Urusan Ghaib.

Pertanyaan: Apakah Jin mengetahui perkara yang Ghaib..?

Jawaban: Jin tidak mengetahui perkara Ghaib. Tidak ada yang mengetahui perkara ghaib baik makhluk Alloh yang ada di langit maupun yang ada di Bumi. Yang mengetahui persoalan ghaib hanyalah Alloh Subhanahu Wa Ta’ala semata. Coba perhatikan firman Alloh Ta’ala berikut,

“Maka tatkala Kami telah tetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan”. (QS. Saba: 14).

Barangsiapa yang menyatakan dirinya mengetahui perkara ghaib berarti telah kafir. Barangsiapa yang membenarkan orang yang menyatakan dirinya tahu yang ghaib berarti juga kafir. Hal ini berdasarkan firman Alloh Ta’ala,

“Katakanlah, “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Alloh”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan”. (QS. An- Naml: 65).

Sungguh, tidak ada yang mengetahui perkara ghaib di langit dan di bumi kecuali hanyalah Alloh saja. Yang mengaku- ngaku dirinya tahu perkara yang ghaib atau perkara yang akan terjadi, adalah termasuk perdukunan. Ada sebuah riwayat hadits Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bahwasanya barangsiapa mendatangi seorang dukun lalu bertanya kepada dukun, maka sholatnya tidak diterima selama empat puluh hari. Hadits riwayat Muslim,

“Barangsiapa mendatangi tukang ramal (dukun atau paranormal) lantas bertanya tentang sesuatu, maka sholatnya tidak diterima selama empat puluh malam”.

HR. Muslim dalam Kitab as- Salaam (No. 3230) dan Ahmad dalam Kitab ‘Musnad Madaniyyin, No. 16202, dan kitab “Baqi Musnad Anshar” No. 22711.

Kalau seseorang sampai membenarkannya, berarti dirinya telah kafir. Karena telah membenarkan ucapan dukun, yang menyatakan dirinya tahu perkara yang ghaib, dan berarti telah mendustakan firman Alloh Ta’ala dalam surat An- Naml ayat 65 di atas.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as- Sa’di Rahimahulloh dalam kitabnya ‘Taisiru al- Karimi ar- Rahman Fii Tafsiri Kalami al- Manan, (Birut: Muasasah al- Risalah. 1421H/ 2000M hal. 946) menjelaskan tafsir ayat 14 Surat Saba di atas tersebut,

“Setan senantiasa bekerja membangun berbagai macam bentuk bangunan untuk Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam. Sebelumnya mereka selalu menipu manusia dan menyebarkan berita bahwasanya mereka mengetahui perkara ghaib dan malihat hal yang tersembunyi. Alloh Ta’ala berkehendak untuk menampakkan kedustaan mereka kepada manusia. Setan terus menerus mengerjakan pekerjaannya, sementara Alloh telah menetapkan kematian Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam. Beliau meninggal tetap dalam posisi bersandar pada tongkatnya, setan selalu menyangka beliau masih hidup, sehingga bila setan melewatinya selalu menghormati dan mengagungkannya. Hal itu berjalan selama setahun penuh (berdasarkan satu keterangan) hingga Nabi Sulaiman jatuh tersungkur karena tongkatnya habis dimakan rayap. Setan pun akhirnya bubar. Jelaslah bagi manusia bahwasanya jim itu (kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib, tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan) berupa pekerjaan yang berat itu. Kalau seandainya mereka tahu yang ghaib, pastilah bisa mengetahui kematian Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam. Yang mana mereka ingin segera lepas dari beban pekerjaan yang berat yang diawasi oleh Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam".

(Fatawa Arkanu al- Islam, Soal. No. 44, hal. 98, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahulloh).

Sumber: 'Fatawa: Majalah khusus berisi fatwa ulama Dunia'. Vol. VI/ No. 09. Hal. 9. Pustaka at- Turots. Islamic Centre Bin Baaz. Yogyakarta.

Tidak ada komentar: