Rabu, 09 Februari 2011

Sebuah Kaidah Dalam Melangkah: Bertanya Kepada Ahlinya.

Syaikh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin Rahimahulloh pernah bercerita (dalam Ceramahnya_red),

“Disebutkan dari seorang Ulama (Universitas) al- Azhar bahwa ia pernah berada di Eropa. Ketika sedang berada di sebuah restoran, di sisinya terdapat seorang Nasrani. Lalu orang Nasrani itu bertanya, “Sesungguhnya Al- Qur’an telah menjelaskan segala sesuatu, lalu manakah penjelasan tentang tata cara pembuatan aneka ragam makanan seperti Sambosa, Daging, Mafrum, dan makanan- makanan sejenisnya..? Di manakah penjelasannya..?”

Aku (Syaikh Ibnu Utsaimin_red) bertanya kepada kalian wahai para penuntut ilmu (Syaikh mengarahkan pertanyaannya kepada para hadirin_red), “Apakah pengajaran tentang ini dalam Al- Qur’an, Jawabannya ‘Tidak?!’.

Ulama al- Azhar itu menjawab, “Ini ada dalam Al- Qur’an!”. Orang Nasrani itu menyanggah, “Tidak Ada!”. Lalu Ulama al- Azhar tersebut memanggil pemilik restoran itu, dan mengajukan pertanyaan kepadanya. Ia bertanya, “Bagaimana Engkau membuat Ini Semua..?”. Pemilik restoran menjawab, “Aku membuatnya dengan cara demikian, dan demikian.....”. Lalu dia pun menjelaskan tata Cara pembuatannya.


Ulama al- Azhar itu mengatakan, “Demikianlah keterangan yang ada dalam Al- Qur’an! Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

“MAKA BERTANYALAH KEPADA ORANG YANG MEMPUNYAI PENGETAHUAN JIKA KAMU TIDAK MENGETAHUI”. (QS. An- Nahl: 43).

Ini adalah Sebuah Kaidah yang hendaknya kita berjalan di atasnya. Hendaklah kita menanyakan segala hal yang tidak kita ketahui kepada ahlinya.


Apabila aku mendapatkan suatu kesulitan dalam pelajaran Nahwu misalnya, apakah aku pergi kepada Ahli Hadits agar ia mengajariku Nahwu..? Jawabannya, “Tidak!”, akan tetapi aku pergi kepada Orang yang Ahli Nahwu. Apabila aku mendapatkan kesulitan dalam masalah hadits, maka aku pergi kepada Ahli Hadits. Hal ini ada dalam Al- Qur’an, yaitu bimbingan agar bertanya kepada orang yang memiliki Ilmu”.

(Washaya Wa Taujihat Lithullab al- ‘Ilm, dikumpulkan dan ditakhrij oleh Dr. Sulaiman bin Abdulloh Aba al- Khail, Jilid 1, hal. 150- 153, Cetakan 1, 1425H/ 2004M. Ceramah ini disampaikan oleh Syaikh al- Utsaimin di Asrama Mahasiswa Universitas Imam Ibn Su’ud, Cabang Qashim, Tanggal 25 Jumadil ‘Ula 1417H/1996M).


Sumber: 'Adz- Dzakiirah: Majalah Islamiyyah Manhajiyyah' Hal. 57- 58. Vol.8/No.7/edisi 61/1431H/ Abu Ashim Muhtar Arifin. STAI Ali Bin Abi Thalib, Surabaya.

Tidak ada komentar: