Rabu, 21 Januari 2009

KEHANCURAN KAUM TSAMUD [3-End]

KISAH ABU RIGHOL

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bercerita saat perjalanan menuju Tho’if. Ketika kaum Tsamud menyembelih unta Allah, maka mereka diperdengarkan suara yang sangat menggelegar dari langit. Dengan sebab itulah Allah ta’ala mematikan mereka semua kecuali hanya seorang laki-laki dari mereka yang masih hidup. Laki-laki itu bernama Abu Righol.

Ketika adzab menimpa kaumnya, ia sedang berada di tanah haram. Keberadaannya di tanah haram menghalanginya terkena adzab. Namun setelah dia keluar dari tanah haram, dia pun mati terkena adzab sebagaimana kaumnya. Rasulullah melanjutkan, “Abu Righol dikubur di sini. Ia dikubur bersama setangkai emas”.1

Maka para shahabat menggalinya dengan pedang-pedang mereka untuk mencari setangkai emas itu. Mereka pun akhirnya bisa mengeluarkan setangkai emas tu. Hal ini merupakan bukti nyata kebenaran apa yang dinyatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

PELAJARAN BERHARGA DARI KISAH KAUM TSAMUD

Saat terjadi perang Tabuk, Rasulullah dan para shahabatnya singgah di Hijr, tempat puing-puing rumah-rumah kaum Tsamud. Maka para shahabat mengambil air dari tempat di mana dulu kaum Tsamud mengambil air. Lalu dengan air itu para shahabat membuat adonan roti dan merebusnya di tungku. Melihat hal itu, Rasulullah memerintahkan agar menumpahkan air di dalam tungku dan menjadikan adonan tadi sebagai makanan unta. Kemudian Rasulullah dan para shahabat berpindah ke tempat lain sambil berkata :

“Sesungguhnya aku khawatir akan menimpa pada kalian suatu adzab sebagaimana yang telah ditimpakan pada mereka. Maka, janganlah kalian masuk ke tempat-tempat mereka”. (HR. Bukhori 4333, Muslim 5292).

Dalam riwayat lain beliau bersabda :

“Janganlah kalian masuk ke tempat-tempat mereka kecuali dalam keadaan menangis. Jika kalian tidak dalam keadaan menangis, janganlah memasukinya. Akan menimpa kalian apa yang telah menimpa mereka”.
(HR. Muslim 5292).

Untuk itu, pandai-pandailah kita dalam mengambil pelajaran dari kisah mereka.


_____________________________________________________________________
1.Diriwayatkan dari Abu Dawud no.3088, Ahmad 3/296, Al-Baihaqi 4/156 dan yang lainnya, dan dishahihkan oleh Syaikh Salim Al-Hilali karena banyaknya riwayat.

Sumber :
Majalah Al-Mawaddah
Edisi ke-5 Tahun ke-2 hal.41-42
Oleh : Ust. Abu Adibah Ash-Shoqoly

Tidak ada komentar: