Senin, 21 Maret 2011

Larangan Memiliki (Atau memelihara) Anjing, Kecuali untuk Berburu, dan Menjaga Hewan Ternak.

3100- 1: Shahih

Dari Ibnu Umar Radhialloohu 'Anhuma, dia berkata, ‘Aku telah mendengar Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,

“Barangsiapa yang memelihara anjing kecuali anjing pemburu, atau anjing (penjaga) hewan ternak, maka pahalanya akan berkurang setiap hari sebanyak dua (2) Qirath (maksudnya sangat banyak)”.


Diriwayatkan oleh imam Malik, al- Bukhori No. 5481 namun beliau meriwayatkan dengan lafazh ‘Kecuali anjing (penjaga) hewan ternak atau terlatih (berburu)’, Muslim, at- Tirmidzi, dan an- Nasa-i.

Dalam riwayat al- Bukhori, bahwa Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam telah bersabda,

“Barangsiapa yang memelihara anjing yang bukan untuk (menjaga) hewan ternak, atau terlatih (berburu), maka (pahala) amalannya berkurang setiap hari sebanyak dua qirath”.


Dalam riwayat Muslim,

“Keluarga siapa pun yang memelihara anjing kecuali anjing penjaga hewan ternak, atau anjing pemburu, maka (pahala) amalan mereka berkurang setiap hari sebanyak dua Qirath”.



3101- 2: Shahih

Dari Abu Hurairoh Radhialloohu 'Anhu dia berkata, Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam telah bersabda,

“Barangsiapa yang memelihara anjing, maka (pahala) amalannya akan berkurang setiap hari sebanyak satu qirath, kecuali anjing (penjaga) pertanian, atau (penjaga) hewan gembala”.


Diriwayatkan oleh al- Bukhori, dan Muslim.

Dalam Suatu Riwayat Muslim,

“Siapa yang memelihara anjing yang bukan anjing berburu, anjing (penjaga) hewan gembala, dan anjing (penjaga) pertanian, maka pahalanya dikurangi sebanyak dua qirath setiap hari”.


3103- 4: Shahih

Dari ‘Aisyah Radhialloohu 'Anha, dia berkata,

“Jibril ‘Alaihis Salam berjanji kepada Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam pada saat tertentu untuk menemui beliau. Lalu waktu yang dijanjikan telah tiba, namun dia belum datang. ‘Aisyah berkata, ‘Waktu itu Rasululloh memegang tongkat, maka beliau melemparnya dari tangannya dalam keadaan berkata, “Alloh tidak melanggar janjinya dan tidak juga para Rasul- Nya”. Kemudian beliau berpaling, ternyata ada anak anjing di bawah ranjangnya, lantas beliau bersabda, “Kapan anjing ini masuk ke sini?” maka aku berkata, “Demi Alloh aku tidak mengetahuinya”. Lantas Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam memerintahkan untk mengusirnya, maka diusirlah anjing tersebut. Lalu Jibril datang, maka Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, “Engkau telah berjanji kepadaku lalu aku telah lama menunggumu, namun kamu tidak datang- datang”. Maka Jibril menjawab, “Anjing yang ada di dalam rumahmu itu yang menghalangiku, kami tidak masuk rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar di sana”.


Diriwayatkan oleh Muslim.



3104- 5: Shahih

Dari Buraidah Radhialloohu 'Anhu dia berkata,

“Jibril ‘Alaihis Salam tertahan menemui Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam lalu beliau bertanya kepadanya, “Apa yang menahanmu?” Lalu Jibril menjawab, “Kami tidak akan mesuk rumah yang di dalamnya ada anjing”.


Diriwayatkan oleh Ahmad, dan para perawinya perawi ash- Shahih.

3105- 6: Shahih

Dari Abu Hurairoh Radhialloohu 'Anhu dia berkata, Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,

“Jibril mendatangiku lantas berkata, “Aku semalam akan menemuimu, maka tidak ada yang mencegahku untuk menemuimu di rumah kediamanmu kecuali (disebabkan) gambar seorang laki- laki di rumahmu”. Memang di rumah tersebut ada kain tipis penutup yang bergambar makhluk hidup, dan juga ada anjing. Oleh karena itu, hendaknya engkau perintahkan mengambil kepala gambar yang di pintu tersebut lalu dipotong sehingga menjadi seperti bentuk pohon, dan perintahkan kain penutup tersebut untuk dipotong dan dijadikan dua sarung bantal yang dijadikan sandaran dan tempat duduk, serta perintahkan mengusir anjing lalu dikeluarkan (dari rumah)”
.

Lalu Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam melaksanakannya. Anjing tersebut adalah anak anjing milik al- Hasan atau al- Husain di bawah ranjang beliau, lalu beliau memerintahkan untuk mengeluarkannya, maka ia dikeluarkan”.


Diriwayatkan oleh Abu Dawud, at- Tirmidzi, danini lafazh beliau. Dan beliau berkata, “Hadits Hasan Shahih”. Juga Diriwayatkan oleh an- Nasa-i, dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya. Wallohu A’lam.

Sumber: ‘Shahih at- Targhiib Wa at- Tarhiib 5’. Bab. 41. Larangan Memelihara Anjing. Hal. 421- 425. Syaikh Muhammad Nashiruddin al- Albani. Pustaka Shahifa. Jakarta.

Tidak ada komentar: